Liputan6.com, Jakarta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) kembali mempromosikan pola hidup sehat dan seimbang agar etos pekerja lebih produktif. Dengan menggelar BPJAMSOSTEK Relay Marathon 2019 yang digelar di kawasan Kuningan, Jakarta, Ahad.
Lomba lari ini diselenggarakan dalam rangka menyemarakkan HUT Ke-42 BP Jamsostek atau yang dahulu dikenal dengan BPJS Ketenagakerjaan.
Advertisement
"Kita memulainya dengan mendukung atlet Asian Games 2019 dengan memberi perlindungan dari risiko cedera saat latihan dan bertanding, mendukung kegiatan 'stand up paddle' yang juga mendukung wisata alam (ecoturism) dan kini relai maraton 2019," kata Dirut BP Jamsostek Agus Susanto di Jakarta seperti mengutip Antara.
Sekitar 5.000 pelari meramaikan BPJAMSOSTEK Relay Marathon 2019 yang digelar di kawasan Kuningan, Jakarta, Ahad.
Terdapat lima kategori yang diselenggarakan pada lomba ini, yaitu relai maraton 4 Buddies 42K (kilometer), 21K individu, 10K individu, 4,2K Family (keluarga), serta Wheelchair (difabel).
Konsep relai maraton sejauh 42K sengaja dipilih karena mencerminkan 42 tahun penyelenggaraan jaminan sosial ketenagakerjaan di Indonesia, mulai dari Perum Astek hingga BPJAMSOSTEK.
Jarak 42K yang dikenal pegiat olahraga lari sebagai jarak lomba lari maraton ini ditempuh dengan konsep relai per-tim, di mana satu tim terdiri atas empat orang pelari yang menempuh jarak masing masing sekitar 10,5 kilometer untuk memenuhi tantangan lari sejauh 42 kilometer.
“Kami mengucapkan terima kasih atas animo yang luar biasa dari seluruh peserta, karena dalam waktu beberapa hari saja hampir semua kategori sudah habis terjual sejak pendaftaran dibuka pada tanggal 16 November lalu. Kami juga mengapresiasi semangat teman-teman difabel yang turut berpartisipasi dalam kegiatan ini,” kata dia.
Agus menambahkan bahwa kegiatan ini bertujuan mengajak masyarakat dan khususnya para pekerja untuk tetap menjaga keseimbangan waktu bekerja dengan terus berolahraga di sela-sela kesibukan pekerjaannya.
Selain itu, dijadikan media sosialisasi dan edukasi terkait dengan pentingnya memiliki perlindungan jaminan sosial.
Berdonasi
Selain berlari dan memperebutkan hadiah ratusan juta rupiah, BPJAMSOSTEK juga mengajak para peserta lomba untuk berdonasi karena seluruh biaya registrasi yang terkumpul akan disumbangkan untuk perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan bagi para pekerja rentan melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).
Untuk kategori relai 42K, juara 1 berhak membawa pulang hadiah uang tunai sebesar Rp21 juta, juara 2 Rp17 juta, juara 3 Rp12 juta, dan juara 4 Rp4 juta.
Selanjutnya untuk kategori 21K peringkat juaranya juga dibedakan sesuai jenis kelamin, di mana untuk pria dan wanita masing-masing juara 1 mendapatkan hadiah sebesar Rp8 juta, juara 2 Rp7 juta, dan juara 3 Rp6 juta.
Masih dengan mekanisme yang sama untuk 10K masing-masing mendapatkan juara 1 Rp5 juta, juara 2 Rp4 juta, dan juara 3 Rp3 juta.
Untuk kategori 4,2K, penyelenggara juga memberikan hadiah untuk juara 1 Rp3 juta, juara 2 Rp2 juta, juara 3 Rp1 juta.
Khusus kategori family dipilih juga lima peserta dengan kostum yang menarik, di mana masing-masing berhak mendapatkan hadiah Rp500 ribu.
Berbeda dengan kategori lainnya, khusus untuk wheelchair (difabel), penyelenggara memberikan uang tunai sebesar Rp1 juta untuk 24 finisher pertama.
Selain itu kategori ini juga mendapat pengakuan dari Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai "Peserta Lomba Lari Difabel Terbanyak", yang diterima langsung oleh Direktur Utama Agus Susanto di lokasi kegiatan.
Acara semakin meriah karena para pelari juga berkesempatan membawa pulang hadiah dari undian dan menikmati penampilan dari artis-artis nasional.
"Agar seluruh pelari dapat menikmati momen berlari mereka, kami telah mempersiapkan hiburan dari Project Pop dan DJ Yasmin, tidak ketinggalan pula kami menggunakan teknologi Pic2Go untuk mengabadikan momen berlari peserta dengan fitur foto 'auto tagging' ke media sosial peserta lomba,” kata Agus.
Advertisement