Liputan6.com, Pekanbaru - Bayi leopard atau macan dahan langka yang disita dari sindikat perdagangan satwa dilindungi mengalami stres. Tubuh mungilnya tak henti-hentinya mengitari kandang dan terkadang mengeluarkan suara yang diyakini panggilan untuk induknya.
Hingga kini belum diketahui dari mana kedua pelaku perdagangan satwa dilindungi ini, Yt dan Is, mengambil bayi kucing besar endemik Afrika dan Asia ini.
Mereka tak berpikir perbuatannya bisa merusak ekosistem dan mengancam populasi satwa yang hampir punah ini.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Kapolda Riau Irjen Agung Setya Imam Efendi, anggota sindikat lintas negara ini hanya memikirkan keuntungan ekonomis. Pasalnya, satu bayi leopard bisa dihargai hingga ratusan juta di pasar gelap.
"Bisa mencapai USD32 ribu atau setara sekitar Rp450 juta. Memang punya nilai ekonomis tapi ini harus dihentikan karena kejahatan," kata Agung di Kebun Binatang Kasang Kulim Pekanbaru, Minggu siang, 15 Desember 2019.
Agung juga merasa kasihan mendengar suara bayi leopard ini dari kandang. Dia menyatakan bayi berusia beberapa bulan ini juga gelisah karena banyak melihat manusia di sekitarnya.
Stres yang dialami bayi macan dahan ini dirasa sangat wajar. Perjalanannya dari Malaysia ke Rupat, Bengkalis, lalu ke Kota Dumai cukup panjang. Belum lagi jarak tempuh dari Kota Dumai ke Pekanbaru sekitar 5 jam dan berada di kandang sempit.
"Ini sudah mulai gelisah, stres, sebaiknya disudahi saja," ucap Agung menutup pembicaraannya kepada wartawan.
Sebelumnya Agung memastikan bayi leopard atau macan dahan ini bukan berasal dari Indonesia. Namun, calon pembelinya ada di Lampung dan masih diusut petugas.
"Yang dari luar dijual ke Indonesia, kemudian beberapa hari sebelumnya ada orang utan. Jadi dari Indonesia untuk dijual ke luar," kata Agung.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Curi Perhatian
Beda dengan leopard, empat anak singa yang juga diselamatkan dalam kasus ini terlihat santai berada di kandangnya. Tak jarang, anak singa ini menepis kepala teman sekandangnya.
Menurut Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Suharyono, anak singa ini diperkirakan berusia setahun.
"Kategorinya sama dengan leopard, hampir mendekati punah atau apendik 1," kata Suharyono.
Kehadiran empat bayi singa ini menambah penghuni kucing besar di Kebun Binatang Kasang Kulim. Di sana sudah ada seekor singa betina dewasa yang sudah lama mendiami lokasi yang berada di Kabupaten Kampar ini.
Kehadirannya juga menyita perhatian pengunjung, polisi dan puluhan awak media. Secara bergantian mereka menggendong anak singa yang berbobot cukup berat ini.
Ada juga pengunjung yang mengusap kepala dan menyentuh mulut anak singa ini di balik kandangnya. Tak ada rasa takut digigit meskipun gigi anak singa ini sudah lengkap dan tajam.
"Gak gigit dia bang karena masih kecil, kalau sudah besar mana berani," ucap seorang pengunjung.
Advertisement