Liputan6.com, Jakarta - Ketegangan antara dua kubu Partai Persatuan Pembangunan (PPP) diklaim telah usai. Rujuknya kubu Muktamar Jakarta yang dipimpin Humphrey Djemat dan kubu Muktamar Surabaya yang dipimpin Plt Suharso Monoarfaditandai dalam perhelatan Musyawaran Kerja Nasional (Mukernas) ke-5 yang berlangsung 14-15 Desember 2019.
"Benar-benar kader PPP itu tidak ada masalah, sudah melebur dalam satu kepengurusan," kata Ketua Panitia Pelaksana Mukernas Achmad Baidowi (Awiek) di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, Minggu, 15 Desember 2019.
Advertisement
Dia melanjutkan, peleburan dua kubu partai berlambang Ka'bah pun ditandai dengan kehadiran para perwakilan kader PPP yang sebelumnya dicap berstatus sebagai kubu Muktamar Jakarta.
"Sekjen mereka hadir di Mukernas 5 (Sudarto), ada saudara Yunus Rosyad, ada Hasyim, dan beberapa temannya. Itu menunjukkan bahwa sesungguhnya sudah selesai," terang Awiek.
Saat dikonfirmasi di tempat yang sama, Sudarto yang diketahui berstatus sebagai Sekjen PPP hasil kubu Muktamar Jakarta, mengaku kehadirannya sebagai tanda bahwa dualisme kepengurusan partai Ka'bah sudah berakhir.
"Jadi beginilah, hasil Pemilu 2019 itu peringatan buat kita semua. Semua kader PPP ditegur bahwa sudah saatnya kita harus memikirkan PPP ke depan ini supaya lebih baik," kata Sudarto di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (14/12/2019).
Meski demikian dia mengaku kehadirannya tanpa seizin Humphrey, selaku sosok yang diakui sebagai Ketum PPP hasil Muktamar Jakarta.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Semangat yang Sama
Menurutnya, internal PPP Muktamar Pondok Gede juga sudah tidak ada masalah kepengurusan. Sudarto ingin islah PPP harus terjadi dengan hati ikhlas dan niat tulus guna membesarkan PPP tanpa syarat apa pun.
"Saya kira dalam bersikap tidak perlu harus ada izin, tapi yang penting kita punya semangat yang sama, Pak Humphrey pun saya kira punya semangat yang sama, untuk bagaimana PPP menjadi besar karena itu jadi perhatian kita semua," klaim Sudarto.
Advertisement