Liputan6.com, Jakarta - Beberapa hari ini viral video pegawai honorer K2 di lingkungan DKI Jakarta disuruh masuk ke dalam got saat perpanjangan kontrak Penyedia Jasa Lainnya Perseorangan (PJLP).
Belakangan diketahui video pegawai honorer K2 itu diambil di wilayah Jelambar, Jakarta Barat dan mereka adalah petugas PPSU dan administrasi Kelurahan Jelambar.
Advertisement
Dalam video tersebut, terlihat para pegawai dimandori beberapa orang berpakaian PNS. PNS itu yang memandori itu berdiri di atas got.
Bergerak cepat, Tim Inspektorat gabungan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Kota Jakarta Barat pun memeriksa lurah Jelambar, Jakareta Barat, Agung Tri Atmojo.
Tak hanya Lurah Jelambar, panitia kegiatan tersebut juga turut diperiksa. Apabila terbukti bersalah, maka Lurah Jelambar terancam kehilangan jabatannya dan menjadi staf biasa.
Berikut 5 hal mengenai viral video pegawai honorer K2 di lingkungan DKI Jakarta disuruh masuk ke dalam got dihimpun Liputan6.com:
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Lurah Jelambar Diperiksa
Seluruh pihak yang terlibat dalam peristiwa yang viral video pegawai honorer K2 di lingkungan DKI Jakarta disuruh masuk ke dalam got itu telah diperiksa.
Termasuk salah satunya adalah Lurah Jelambar, Agung Triatmojo.
"Seluruh Panitia dan Lurah selaku kepala unitnya diperiksa Tim Gabungan Inspektorat dan BKD, tingkat provinsi hingga Jakarta Barat," kata Kepala Badan Kepegawaian Daerah DKI Jakarta Chaidir saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu, 14 Desember 2019.
Nantinya, kata dia, seluruh pihak yang terlibat dalam peristiwa yang viral itu diperiksa terkait dugaan kelalaian dalam mekanisme tata cara perpanjangan kontak PJLP.
"Hasil pemeriksaan diserahkan ke atasan sesuai dengan PP 53 tahun 2010 tentang Hukum Disiplin PNS," pungkas Chaidir.
Advertisement
Terancam Dipecat
Menurut Chaidir, Lurah Jelambar Agung Triatmojo itu terancam dicopot dari jabatannya terkait video viral pegawai honorer K2 di lingkungan DKI Jakarta yang diduga disuruh masuk ke dalam got.
Dia mengatakan, Agung dan pihak terkait peristiwa yang viral itu telah diperiksa. Apabila terbukti bersalah, maka Lurah Jelambar terancam kehilangan jabatannya dan menjadi staf biasa.
"Apabila hasil BAP (berita acara pemeriksaan) disimpulkan, bahwa dugaan terhadap indisipliner atasan langsung akan menjatuhkan hukuman disiplin dari ringan sampai dengan berat dengan pembebasan jabatan lurahnya," kata Chaidir.
"Sanksi beratnya pencopotan jabatan lurah, geser jadi staf," tegas dia.
Wali Kota Jakbar Tunggu Hasil Pemeriksaan
Wali Kota Jakarta Barat Rustam Effendi menunggu hasil pemeriksaan tim Inspektorat Pemerintah Provinsi DKI terhadap Lurah Jelambar Agung Tri Atmojo terkait pegawai honorer K2 masuk got untuk "tes lapangan."
"Tunggu hasil tim pemeriksaan itu, nanti rekomendasi apa kita tindak lanjuti," ujar Rustam dikutip dari Antara, Jakarta, Minggu, 15 Desember 2019.
Rustam mengatakan, kemungkinan pejabat yang terlibat dalam kegiatan sejumlah pegawai honorer K2 yang masuk ke dalam got, akan dicopot untuk sementara waktu.
"Tapi secara bertingkat sesuai kesalahan nanti ada sanksi," kata Rustam.
Advertisement
Pengakuan Lurah Jelambar
Rustam mengatakan, berdasarkan pengakuan Lurah Jelambar puluhan pegawai honorer K2 berada di dalam got, bukan dalam rangkaian tes syarat perpanjangan kontrak Penyedia Jasa Lainnya Perseorangan (PJLP).
Namun, kegiatan itu dilaksanakan dalam rangka selebrasi atau bagian dari euforia setelah menjalani serangkaian tes, kemudian "nyemplung" di dalam got keruh dengan ketinggian air di atas satu meter.
Sementara pengakuan Lurah Jelambar kepada Rustam, dirinya tidak berada di lokasi saat peristiwa tersebut terjadi.
Rustam sendiri menyayangkan adanya tindakan tersebut, yang dirasanya sangat berlebihan dan kurang pantas.
"Keterlaluan lah kalau gitu, itu saja persoalannya bukan proseduralnya. Tapi kelakuan yang keterlaluan itu jangan ke got lah kalau mau itu," kata Rustam.
Bukan Perploncoan
Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Mujiyono menyatakan, video honorer masuk got yang viral di media sosial bukan perploncoan.
"Saya sudah telepon Pak Walkot (Wali Kota Jakarta Barat Rustam), tidak ada plonco-plocoan. Orang mereka semua ketawa-ketawa kok plonco," ujarnya Mujiono kepada Liputan6.com, Senin (16/12/2019).
Mujiyono menyatakan, jika benar itu adalah perploncoan pastikan mereka dalam kondisi tertekan. Dia meyakini, para hororer tersebut masuk ke got untuk perayaan usai tes.
"Itu kejadiannya kan sebelum 29 November. Usai tes mungkin mereka mau membuktikan "ini lho saya biasa aja masuk got'. Jadi ketawa-ketawa aja mereka," jelasnya.
Terkait adanya ASN yang ada di video tersebut, dia menyatakan saat itu memang proses tes, jadi ada ASN yang memantau.
"Lurahnya lagi ga ada di tempat. Keluar," singkatnya.
Mujiyono menyatakan kasus ini sudah clear. Semula pihaknya berencana memanggil Wali Kota Jakbar dan jajarannya terkait hal ini, namun hal itu dibatalkan setelah mendengar keterangan langsung dari pihak terkait.
"Apalagi lurahnya juga sudah dipanggil inspektorat. Jadi kita tunggu saja hasilnya," kata dia.
Advertisement