Migrain dan Flu Sebulan, Dokter Temukan 5 Tumor di Otak Carter

Wanita ini diketahui sempat mengalami kanker kulit stadium awal, sebelum lima tumor ditemukan di otaknya

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 17 Des 2019, 14:00 WIB
Ilustrasi tumor otak (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta McKennah Carter mengalami flu dan migrain hingga sebulan penuh. Hal itu ternyata disebabkan kehadiran lima tumor yang ada dalam otak yang tidak ia sadari.

Perempuan 20 tahun asal Colorado, Amerika Serikat ini sempat didiagnosis memiliki pertanda kanker kulit melanoma yang terlihat sebagai tahi lalat pada 2017.

Awalnya, dia optimist bahwa dirinya tidak akan terkena kanker meskipun dokter telah mengatakan kemungkinan, gejalanya akan terjadi lebih awal daripada umumnya. Hingga, setahun kemudian, dia mengalami gejala mirip flu dan migrain hingga sebulan.

Dilansir dari Herald Publicist pada Senin (16/12/2019), Carter akhirnya pergi ke rumah sakit. Hasil pemindaian MRI menemukan bahwa ada lima tumor berukuran satu inci dalam kepalanya.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini


Menyebar ke Organ Lain

Ilustrasi ruang operasi (iStock)

Tidak hanya itu, CT scan menunjukkan sebagian besar kanker yang dialaminya telah menyebar ke organ tubuh lainnya. Bahkan, sudah mencapai stadium empat.

"CT scan dan biopsi hari itu mengungkapkan bahwa kanker itu tidak hanya menyebar ke otak saya, tetapi hati, paru-paru, tulang, dan kelenjar getah bening. Perasaan tidak percaya membanjiri pikiran saya," kata Carter dikutip dari Daily Mail.

Carter lalu menerima radioterapi untuk membunuh sel-sel kankernya. Namun, kondisi tumornya memburuk.

Pada Desember tahun lalu, Carter lalu menjalani operasi otak untuk mengangkat tumornya yang sudah berdarah. Prosedur kedua dilakukan pada Februari lalu untuk mengangkat satu tumor yang menekan saraf optik dan mempengaruhi penglihatannya.

Di bulan April, dokter memberitahu Carter bahwa pengobatannya tidak bekerja dan tumor di hatinya terus berkembang. Ia pun mendaftar uji coba pengobatan tumour infiltrating lymphocyte.

Peluang keberhasilannya kecil, namun Carter mengatakan bahwa penyakitnya telah membuatnya menjadi seseorang yang lebih kuat. Selain itu, dia mengaku menjadi individu yang lebih berani dan damai.

"Itu dihasilkan dalam diri saya lewat ketekunan selama perjuangan," kata Carter.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya