Jelang Musim Tanam, Stok Pupuk Jawa Barat dan Banten Aman

Pupuk Kujang meminta kepada para petani di Jawa Barat dan Banten untuk tidak khawatir mengenai stok pupuk

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Des 2019, 14:55 WIB
Stok Pupuk Non Subsidi (dok: Pupuk Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC), PT Pupuk Kujang memastikan stok pupuk di wilayah Jawa Barat dan Banten aman hingga awal 2020. Seperti diketahui, pada awal 2020 sudah memasuki musim tanam.

"Stok pupuk aman hingga tiga bulan ke depan," kata Kabag Hubungan Eksternal PT Pupuk Kujang Indra Gunawan kepada wartawan, Senin (16/12/2019).

Saat ini, Pupuk Kujang bertanggung jawab menyalurkan urea bersubsidi di wilayah Jabar-Banten. Dia juga mempunyai tugas memastikan ketersediaan pupuk bagi petani terpenuhi hingga tiga bulan ke depan.

Ia mengatakan untuk wilayah Jabar-Banten total stok pupuk urea bersubsidi pada 11 Desember 2019 yang tersedia di gudang lini II (pabrik) dan lini III (distributor) mencapai 235 ribu ton, atau 349 persen dari ketentuan stok tiga minggu ke depan sebesar 67 ribu ton.

Sedangkan stok Pupuk NPK Phonska sebanyak 55 ribu ton atau 562 persen dari ketentuan stok tiga minggu ke depan sebesar 9,8 ribu ton.

Sedangkan pupuk Petroganik sebanyak 12 ribu ton atau 167 persen dari ketentuan stok tiga minggu ke depan sebesar 7 ribu ton.

Banyaknya stok pupuk yang tersedia, bisa dipastikan kalau seluruh penyaluran dan pengadaan pupuk bersubsidi akan berjalan dengan lancar dan baik sampai ke tangan petani.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pupuk Indonesia Revitalisasi Pabrik Demi Tekan Konsumsi Gas

Pabrik Kaltim-5 milik PT Pupuk Kaltim. (Foto: Pupuk Indonesia)

PT Pupuk Indonesia (Persero) telah menjalankan strategi dalam rangka mengantisipasi persoalan pasokan gas di industri pupuk dan petrokimia. Strategi tersebut diantaranya melalui program revitalisasi pabrik tua hingga optimalisasi penggunaan gas untuk bahan baku.

Kepala Komunikasi Korporat PT Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana mengatakan, langkah tersebut sejauh ini cukup efektif dalam mengurangi konsumsi gas pabrik-pabrik pupuk milik anak perusahaannya.

"Jadi revitalisasi pabrik ini selain menambah kapasitas, bertujuan juga untuk mengganti pabrik-pabrik tua yang sudah boros konsumsi bahan bakarnya dengan pabrik baru yang jauh lebih efisien. Contohnya, ada pabrik yang sudah tua dengan rata-rata konsumsi gas mencapai 40 MMBTU, kami ganti dengan pabrik baru yang konsumsi gas nya hanya 26 MMBTU, itu sudah penghematan yang cukup signifikan," kata Wijaya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (12/12/2019).

Selain itu, sambung Wijaya, Pupuk Indonesia juga dapat menghemat konsumsi gas melalui optimalisasi pemakaian gas yang difokusnya hanya sebagai bahan baku. Dimana sebelumnya gas tidak hanya untuk bahan baku produksi pupuk, tapi juga sebagai sumber energi utilitas pabrik seperti listrik, steamed, hingga uap.

"Kini utility-nya kita ganti dengan batu bara, sementara gas kami maksimalkan sebagai bahan baku," ujar Wijaya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya