Liputan6.com, Jakarta - Indonesia baru-baru ini meraih pengakuan dari dunia, terutama UNESCO atas sejumlah warisan budaya. Pengakuan tersebut pun diberikan kepada sejumlah kategori warisan dan cagar budaya.
Dalam kategori cagar biosfer, UNESCO telah menetapkan beberapa yang ada di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah Cagar Biosfer Togean Tojo Una-Una di Sulawesi Tengah dan Cagar Biosfer Saleh-Moyo-Tambora (Samota) di Nusa Tenggara. Keduanya telah diakui sebagai Cagar Biosfer dunia oleh UNESCO (UNESCO World of Biosfer Reserves).
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto juga telah diakui sebagai salah satu situs Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO.
Dan yang paling terbaru adalah penetapan Pencak Silat sebagai Warisan Tak Benda Dunia oleh UNESCO (UNESCO Intangible Cultural Heritage).
Tak kalah bikin bangga, penetapan Ambon sebagai bagian dari UNESCO Creative City Network (UCCN) untuk kategori musik pun mampu membuat kota tersebut dijuluki jadi 'Kota Musik'.
Seluruh capaian tersebut membuat warisan budaya dunia menjadi semakin eksis di dunia internasional. Namun, sebenarnya apa keuntungan Indonesia mendapat pengakuan dari UNESCO?
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sejumlah Keuntungan jika Diakui UNESCO
Sejumlah pengakuan yang baru-baru ini berhasil didapat oleh Indonesia pun diharapkan bisa membawa sejumlah keuntungan bagi Tanah Air.
Kama Pradipta selaku Direktur Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang Kemlu RI menyampaikan sejumlah manfaat serta keuntungan dari berbagai aspek.
Dengan diakuinya warisan budaya Indonesia oleh UNESCO, legitimasi menjadi suatu hal penting. Cagar budaya tak hanya diakui oleh masyarakat Indonesia, tapi juga secara global dan secara tidak langsung menjadi warisan dunia.
Selain itu, keuntungan juga didapat dari aspek edukasi. Sejumlah warisan Indonesia yang terangkat namanya seperti pencak silat juga meningkatkan kesadaran terhadap generasi muda tentang pentingnya pelestarian kebudayaan.
Setelah diakui UNESCO, Indonesia pun juga harus bertanggung jawab untuk melakukan konservasi, terutama kepada tempat-tempat yang telah diakui sebagai kawasan biosfer UNESCO. Dalam upaya tersebut, jika UNESCO telah memberikan pengakuan, Indonesia juga berhak mendapat kucuran dana yang wajib digunakan dalam usaha pelestarian. Walaupun jumlahnya tak banyak, Kama Pradipta menyebut bahwa ini juga merupakan suatu bentuk perhatian dari UNESCO terhadap warisan budaya Indonesia.
"Dari sisi ekonomi, terkait dengan pariwisata. Contohnya Prambanan dan Borobudur, berapa banyak wisatawan yang datang ke sana. Harganya juga lain, turis luar negeri sama turis dalam negeri. Ini kan pada akhirnya termasuk dalam anggaran pemasukan negara juga," jelas Kama.
Dalam aspek ekonomi, dampaknya pun terasa bagi banyak pihak. Selain negara, pihak lain yang mendapat keuntungan adalah pedagang cenderamata, tour guide di sana serta siapa pun yang bermata pencaharian di wilayah setempat.
Advertisement