Presiden Jokowi Kenang Saat Cuma Makan Seperempat Telur

Dalam pembahasan soal pengentasan stunting, Jokowi mengingat saat masih kecil makan seperempat telur.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 17 Des 2019, 06:00 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingat betul bahwa saat masih kecil salah satu asupan bergizinya adalah telur. Namun, bukan satu butir telur yang ia makan melainkan hanya seperempat telur.

"Dulu kita ingat waktu kita kecil ke sekolah ada kacang hijau, ke sekolah tiap Sabtu minum susu, itu murah, tapi harus kita lakukan. Ke sekolah suruh makan telur. Saya ingat dulu, tapi kalau dulu makan telur seperempat," kata Jokowi seperti dikutip Antara.

Hal itu disampaikan Jokowi saat menekankan upaya mengenai pencegahan stunting lewat pemberian makanan bergizi dalam Peresmian Pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional RPJMN 2020-2024 di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/12/2019).

Sekarang, harga telur, kata Jokowi, sudah terjangkau. Sehingga, anak bisa makan satu butir telur untuk memenuhi asupan gizi.

"Kalau sekarang telur murah sekali, bagi-bagi bagi-bagi, protein ayam bagi, sekarang ayam juga murah. Enggak kayak dulu telur mahal sekali, dibagi empat atau delapan, saya ingat betul itu," katanya.

 

Ilustraasi foto Liputan 6

Saksikan juga video menarik berikut


Target Stunting Turun 14 Persen

Anak balita menangis saat ditimbang di Puskesmas, Kaduhejo, Pandeglang (14/9). Dengan puluhan penduduk mengalami gizi kurang, gizi buruk dan beberapa anak sudah divonis stunting, ini menjadi gambaran bagaimana sulitnya mencegah stunting. (Foto:Istimewa)

Dalam pertemuan tersebut Jokowi mengungkapkan agar stunting di Indonesia tidak lagi tinggi. Dia menargetkan stunting bisa turun menjadi 14 persen.

"Lima tahun yang lalu kita angkanya 37 persen, gede banget, sudah turun jadi 28 persen. Tapi itu masih tinggi sekali. Target kita dalam lima tahun ke depan harus mencapai angka 14 persen," katanya.

Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memengaruhi kecerdasan anak. 

Angka stunting di Indonesia masih tinggi dari batasan yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO). Menurut WHO, batas angka stunting seharusnya maksimal 20 persen dari jumlah anak.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya