Cerita Pengendara Saat Lewati Tol Japek II yang Bergelombang

Dia menceritakan perjalanannya melewati tol Japek II itu kurang lebih 48 menit dengan kecepatan rata-rata 80 km/jam.

oleh Abramena diperbarui 16 Des 2019, 18:00 WIB
Sejumlah kendaraan roda empat melintas di Tol Layang Jakarta-Cikampek (Japek) II di Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (16/12/2019). Tol Layang Japek II mulai beroperasi pada 15 Desember 2019. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Cikampek - Jalan tol layang terpanjang di Indonesia Jakarta-Cikampek atau Japek II elevated sudah bisa dilintasi oleh kendaraan sejak kemarin Minggu, 15 Desember 2019 setelah diresmikan Kamis, 12 Desember 2019 Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan jalan layang dengan panjang 36,4 kilometer itu.

Seusai diresmikan, jalan tol layang Japek II sudah dibuka untuk umum dua atau tiga hari setelahnya. Namun, tidak semua jenis golongan kendaraan diperbolehkan untuk melintas di jalan tol Japek II elevated.

Salah seorang pengendara Usman (35) menjelaskan sepulang dari Jakarta dia tertarik untuk menjajal jalan Tol Japek II elevated, di atas ketinggian kurang lebih 15 meter di atas Tol Cikampek. Sampai di KM 48 Cikarang, pintu awal masuk Tol Japek II sekitar pukul 21.00 WIB. Ternyata pada Minggu (15/12) yang merupakan hari pertama beroperasinya tol ini, pengguna tol tidak dipungut bayaran, alias gratis.

Menurut Usman, ada rasa khawatir juga awalnya melalui tol Japek II. Namun, karena banyak juga kendaraan yang masuk jalur tol tersebut, kekhawatiran itu akhirnya sirna sehingga dia berani menggunakan tol yang panjangnya sekitar 38 KM tanpa rest area itu. Tol ini juga cuma bisa dilintasi dua jalur mobil.

"Awalnya sangat riskan kalau terjadi mogok di jalan saat memasuki tol layang, karena cukup panjang," kata Usman, Senin, (16/12/2019).

Dia menceritakan perjalanannya melewati tol itu kurang lebih 48 menit dengan kecepatan rata-rata 80 km/jam. Namun, ada beberapa hal yang menurutnya sangat perlu mendapat perhatian khusus dari pihak pengolola Tol Japek II elevated ini, yang sangat mengurangi kenyamanan saat melintasi tol tersebut.

"Pertama, jalan yang dilalui belum lah terasa nyaman seperti jalan tol pada umumnya, lapisan aspal sangat terasa kasar, dan konstruksi bergelombang," katanya.

 


Kondisi Jalan

Cerita pengendara lewati Tol Japek II yang bergelombang. (Liputan6.com/Abramena)

Kalau soal jalannya yang bergelombang, kata dia, tidaklah terlalu mengganggu kenyamanan. Secara positif justru memberikan efek yang tidak monoton bagi pengemudi. Kalau terlalu lurus malah kadang membuat pengemudi bosan dan mengantuk. Meskipun jalannya yang bergelombang tersebut dikonsep sesuai dengan kondisi yang ada.

"Hal itu bisa dipahami karena memang tol ini diselesaikan atas dasar untuk mengejar target penyelesaiannya," imbuhnya.

Lanjut, Usman, sambungan antarblok jalanan tersebut sangat terasa, bahkan ada sambungan yang terasa agak naik, sehingga efeknya kalau dilalui dengan kecepatan tinggi, kendaraan bisa melambung. Namun, dalam petunjuk kecepatan melintas di tol tersebut sudah dibatasi antara 60-80 km/jam.

"Sambungan antarblok yang membuat kaget, kalau kondisi kecematan tinggi," tandasnya.

Hal lain dari pantauan tol layang Jakarta-Cikampek II, kurang tingginya dinding kiri-kanan tol, dan terkesan kurang kokohnya dinding tersebut, membuat khawatir pengguna. Hal iini berbeda kalau kita melihat dinding kiri-kanan tol dalam kota yang begitu kokoh, sehingga memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna jalan.

Secara umum keberadaan jalan tol Japek II elevated ini sangatlah dibutuhkan, terutama bagi kendaraan golongan I atau kendaraan kecil, agar tidak lagi menumpuk di jalan tol Jakarta-Cikampek yang dipadati oleh bus dan kendaraan truk besar.

"Saya rasakan banget manfaatnya ketika mencoba melalui tol Japek II elevated kemarin. Bisa menghemat waktu yang lumayan, kalau biasanya melintas di jalan tol Jakarta-Cikampek bisa menghabiskan waktu sekitar 1,5 jam sampai 2 jam, dengan melalui Japek II bisa ditempuh cukup 48 menit," dia menandaskan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya