Kolong Jembatan dan Malam yang Enggan Tenggelam di Valencia

Dari jembatan Puente de la Alameda, Valencia, keajaiban itu terhampar dalam rupa taman yang penuh warna.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 18 Des 2019, 08:00 WIB
Monumen raja Raja James I menghiasi salah satu taman di kota Valencia. (Marco Tampubolon/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Kolong jembatan bukan tempat yang menyenangkan. Berwajah muram. Berteman akrab dengan kemelaratan dan kemiskinan. Tidak ada yang suka tinggal di sana. Lalu, di awal November, saat dingin mulai menusuk tulang, Valencia, meruntuhkannya. Dari jembatan Puente de la Alameda, keajaiban itu terhampar dalam rupa taman yang penuh warna.

Sore itu, sebelum gelap menyergap, di jeda perjalanan menuju Estadio de Mestalla, derai tawa bocah sayup terdengar. Terbawa angin hingga ke jembatan Puente de la Alameda. Mengusik langkah yang tengah bergegas di bawah matahari yang mulai rebah ke peraduan. 

Kolong jembatan itu kering tak berair. Berganti lantai beton yang luas. Dari sana suara itu berasal. Dari anak-anak yang riang bersepeda di kolong jembatan Puente de la Alameda.

Tidak jauh dari sana, banyak orang berkerumun. Riuh juga. Masih di kolong Puente de la Alameda, dari tepi lapangan bola yang penuh sesak, jerit pecah saat sebiji gol tercipta. Lalu serempak bersorak seperti saat Valencia CF menghujam Granada di Estadio Mestalla, sore itu.

Langit telah memudar. Tapi suasana tidak berubah. Keceriaan tetap bertahan di bawah lampu-lampu yang menyala. Begitulah Jardines del Turia, taman kota di kolong Puente de la Alameda berbagi cerita menghapus nestapa yang pernah dibawanya puluhan tahun lalu.

Jardines de Turia atau Taman Turia. Kebanggaan kota Valencia. Tidak lelah menghadirkan keindahan selama 24 jam penuh setiap harinya. Tanpa biaya bagi yang berani berkeringat.  

Lapangan sepak bola di kolong jembatan Puente de la Alameda di atas taman kota Jardines del Turia, Valencia (Marco Tampubolon/Liputan6.com)

Taman Turia luas. Mencapai 110 hektar. Membentang sejauh 9 km dari barat ke timur kota Valencia menuju laut Mediterania. Terhampar hijau di bawah 18 kolong jembatan yang berderet dari Cabecera Park hingga kawasan megah City of Arts and Sciences. 

Jardines del Turia taman yang rimbun. Dipenuhi pohon jeruk, pinus, dan palma. Menghubungkan hijaunya sabana Afrika di Bioparc dan birunya laut Oceanografic. Tempat para ilmuwan dan arsitek terbaik negeri Paella menumpahkan karya terbaiknya.

Lewat berbagai bentuk kolam dan air mancur yang indah. Beragam fasilitas; kafe hingga lapangan sepak bola. Patung-patung kasik dan kontemporer penuh makna. Semua terhampar menemani setiap ayunan langkah menyusuri Jardines de Turia, taman kota Valencia. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Masa Lalu Jardines del Turia

Jembatan Puente de la Alameda, satu dari 18 jembatan yang melintasi Jardines del Turia, taman kota di Valencia (Marco Tampubolon/Liputan6.com)

Sulit memalingkan muka dari Jardines del Turia. Bahkan saat tengah bergegas dikejar waktu. Saat pagi tiba, taman ini menghadirkan kesejukan. Sementara malam bakal mengubah taman menjadi tempat yang romantis bagi siapapun yang tengah di mabuk asmara. 

Namun keindahan bukan satu-satunya alasan. Pesona Jardines del Turia juga abadi oleh masa lalunya. Tentang kolong jembatan yang tak lagi muram oleh seni dan ilmu pengetahuan. Tentang tekad untuk keluar dari bencana yang selalu datang berulang. 

Semua bermula dari Turia atau sungai yang mengalir dari pegunungan Montes Universales. Melintasi Teruel, Cuenca, lalu membelah kota Valencia menuju laut Mediterania.

Lapangan sepak bola di kolong jembatan Puente de la Alameda di atas taman kota Jardines del Turia, Valencia (Marco Tampubolon/Liputan6.com)

Turia membuat air melimpah. Tapi bah, selalu datang membawa petaka.

Amuk Turia pada 15 Oktober 1957, merendam Valencia dan merenggut 81 jiwa. Meninggalkan bekas luka di pantai timur semenanjung Iberia. 

Tapi Valencia adalah kekuatan. Simbol keberanian pasukan Romawi saat menumpas pemberontak Iberia. Lewat arsitek dan ilmuwan terbaiknya, Valencia bangkit meredam amuk Turia. Menjauhkan alirannya dari tengah kota, lalu merawat jejak yang ditinggalkan.

City Hall yang terletak di Plaza del Ayuntamiento merupakan salah satu gedung tua bersejarah di kota Valencia (Marco Tampubolon/Liputan6.com)

Turia pun resmi berganti wajah pada 1986. Dari sungai kering menjadi taman hijau memuaku. Kolong jembatan yang dulu muram kini memberi kebahagiaan bagi jutaan pengunjung setiap tahunnya. 


City of Arts and Sciences

Oceanografic merupakan salah satu bangunan megah di kawasan City of Arts and Sciences, Valencia (Marco Tampubolon/Liputan6.com)

Jardines del Turia bukan hanya paru-paru kota, tapi juga simbol kota Valencia. Di ujung taman, di atas sungai yang mengering, lewat kehadiran City of Arts and Science atau Kota Seni dan Ilmu Pengetahuan. Dibangun sejak tahun 1996 hingga 2008, di kawasan ini berdiri berbagai bangunan futuristik.

Mulai dari L´Hemisfèric, gedung bioskop IMAX berbentuk mata berlapis aluminium hingga museum sains El Museu de les Ciències Príncipe Felipe yang mirip kerangka paus. Atau gedung opera megah Palau de les Arts Reina Sofia hingga aquarium raksasa Ocenografic. 

Seluruhnya memesona. Menjadi simbol kemajuan ilmu pengetahuan dan seni. Tidak hanya bagi Valencia saja, tapi menjadi bagian dari 12 keajaiban Spanyol yang diakui dunia.  


Wajah Valencia

Saat malam tiba, Plaza del Ayuntamiento, di Valencia tetap menawan di bawah sinar lampu yang menerangi jalan-jalan kota (Marco Tampubolon/Valencia)

Valencia memang bukan kota utama di Spanyol. Popularitasnya masih kalah dibandingkan Madrid dan Barcelona. Luasnya juga. Valencia hanyalah kota ketiga terbesar di Spanyol.

Namun Valencia berhadapan langsung dengan laut Mediterania. Menjadikannya sebagai salah satu kota maritim penting bagi Negeri Matador. Di kota ini terdapat pelabuhan bongkar-muat terbesar ketiga di Eropa. Port of Valencia melayani hingga 7.500 kapal setiap tahunnya. 

Sebagai kota ketiga terbesar di Spanyol, Valencia terus berbenah. Menata berbagai aspek kehidupan dan membuka diri bagi siapa saja. Tidak sulit menjangkau Valencia. Dari Madrid, Anda bisa menumpang kereta cepat Renfe Ave. Kurang dari 3 jam sudah bisa sampai. Penerbangan juga dari mana-mana. Di dalam kota juga banyak jenis moda transportasi.

 

Carrer de la Pau, salah satu jalanan di pusat wisata Valencia. Dipenuhi bangunan tua dan toko-toko yang menawarkan berbagai jenis produk. Menara Santa Catalina tegak berdiri di ujung jalan ini. (Marco Tampubolon/Liputan6.com)

Mulai dari bus, taksi, trem, hingga sepeda atau skuter listrik yang bisa disewa. 

Seperti kota-kota lain di Spanyol, Valencia punya sejarah panjang. Dibangun oleh bangsa Romawi pada tahun 138 SM. Lalu diambil alih bangsa Maroko dan Moor, sebelum kemudian jatuh ke tangan Raja James I dari Aragon pada 1238. Valencia pernah jadi kerajaan sendiri, ibu kota Spanyol abad ke-18, lalu jadi kawasan otonom seperti Madrid dan Barcelona. 

 

Plaza de La Reina saat malam tiba, salah satu lokasi wisata menarik di Valencia, Spanyol (Marco Tampubolon/Liputan6.com)

Masa lalu Valencia terekam dalam berbagai bangunan bersejarah di sana. Kisah-kisah penaklukan meninggalkan jejaknya dalam berbagai bentuk. Mulai rumah ibadah megah bergaya gothik Saint Mary's Cathedral hingga patung King Jaume I--James I si Penakluk yang berdiri gagah di pusat kota.

Llotja de la Seda (La Lonja), bahkan sudah dijadikan UNESCO sebagai warisan keajaiban dunia. Gedung yang dibangun pada abad ke-15 ini punya peran vital bagi perdagangan kain sutera yang menjadi urat nadi perekonomian di awal-awal kota Valencia terbentuk dulu.  

Selain kaya bangunan bersejarah, Valencia juga menyimpan mutiara lain yang tak kalah memesona. Di dunia otomotif, Valencia tersohor di antara pecinta MotoGP lewat Sirkuit Ricardo Tormo. Balapan roda dua paling bergengsi itu rutin digelar di sana sejak 1999.

Gerbang utama sirkuit Ricardo Tormo di , Valencia, Spanyol (Marco Tampubolon/Liputan6.com)

Valencia juga dikenal di kancah sepak bola Eropa lewat Valencia CF. Kelelawar Valencia itu beberapa kali tampil di Liga Champions, tahun ini bahkan kembali lolos ke fase knock out.

Bagi penggemar Timnas Spanyol, Valencia menjadi rumah Manolo el Del Bombo. Pria tambun sang penabuh drum yang telah mendampingi La Furia Roja di 10 Piala Dunia.

Bar miliknya berada di sebelah markas Valencia CF, Estadio de Mestalla. Bila ingin bertemu dengannya, datanglah saat Kelelawar bertanding, niscaya dia bakal setia menanti di balik meja bartender. 

Di Valencia, pertokoan rata-rata tutup pukul 21.00. Namun malam tak mudah tenggelam di pusat kota. Seperti lonceng Santa Catalina yang tetap berdentang, Valencia masih menyimpan segudang cerita.

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya