Liputan6.com, Jakarta - Beberapa orang rela melakukan penipuan agar bisa memenuhi gaya hidup. Salah satu contohnya adalah seorang wanita bernama Azura Luna Mangunhardjono.
Nama Azura Luna Mangunhardjono ramai diperbincangkan setelah diberitakan oleh South China Morning Post. Dia merupakan sosok sosialita asal Indonesia yang diduga telah melakukan penipuan terhadap sejumlah orang dari berbagai negara.
Advertisement
Hidup Azura mewah dan kerap berjalan-jalan atau travelling ke berbagai negara. Bahkan dia dikabarkan hidup berpindah-pindah negara.
Azura sempat tinggal di Paris, California, Italia, dan Los Angeles.
Namun rupanya, kasus-kasus penipuan demi hidup mewah dan travelling ke luar negeri pernah beberapa kali terjadi di Tanah Air dan bukan hanya Azura Luna. Berikut ulasannya:
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Marieta Safitri
Pada 2017, perempuan bernama Marieta Safitri rela menipu orang banyak dengan kedok agen travel bernama Roxy Tour Travel.
Modus yang digunakan Marieta, menjanjikan harga tiket semurah-murahnya. Banyak yang tergiur dengan hal tersebut.
Kemudian, korban diminta untuk melakukan transfer uang tiket ke rekening pribadi Marieta. Setelah itu ia akan mengirim kode booking. Namun, kode tersebut palsu dan diduga adalah hasil rekayasa photoshop.
Di hari keberangkatan, ternyata tidak ada data pemesan yang tercatat di maskapai yang sudah dipesan. Para calon penumpang yang jadi korban Marieta pun panik.
Tak sedikit yang akhirnya harus mengeluarkan uang lagi untuk membeli tiket dadakan. Marieta pun meraup ratusan juta rupiah dari hasil penipuan yang ia lakukan ini.
Marieta sendiri dengan asyiknya menggunakan uang hasil penipuan tersebut untuk hidup mewah dan jalan-jalan ke luar negeri. Pihak kepolisian sudah menangani kasus penipuan ini.
Advertisement
Fransisca Paisal
Nama Fransisca Paisal atau Sispai sempat viral pada 2017. Dia tersangkut utang yang sangat besar hingga mencapai ratusan juta. Uang-uang itu digunakan Sispai untuk keliling dunia, mulai dari Korea Selatan hingga Eropa.
Korban Sispai kesal. Para pemberi utang akhirnya menyergap Sispai ketika baru saja mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Jawa Barat pada Minggu, 9 April 2017.
Mereka langsung memintanya membayar utang dan disiarkan secara langsung melalui live tweet bertagar #bacotsispai.
Diceritakan akun @mitamsupardi, ia awalnya mengatakan ke publik tentang kerugian yang ia alami pada Sispai. Tak nyana, ternyata banyak pihak mengalami utang serupa.
Jika ditotal, Fransisca Paisal atau Sispai ini membawa kabur uang korban sampai Rp 156 juta. Ia akhirnya mengakui kesalahan dan berjanji akan membayarnya.
"Benar memang saya meminjam uang kepada teman-teman untuk beberapa keperluan. Cara saya salah dan tidak sesuai janji pengembalian," tulis Sispai dalam kultwit pertamanya," tulis Sispai dalam akun Twitternya.
Azura Luna Mangunhardjono
Nama Azura Luna Mangunhardjono ramai diperbincangkan setelah diberitakan South China Morning Post. Jason, ahli teknologi asal New York, mengungkap sosok wanita wanita asal Kediri yang kini berada tinggal di Hong Kong.
Jason menceritakan, pertemuan pertamanya dengan Azura terjadi pada Oktober 2018 silam. Dia mendatangi Hong Kong untuk urusan bisnis.
Azura menceritakan banyak hal tentang dirinya. Mulai dari latar keluarga terpandang dan hidup dalam kemewahan.
Singkat cerita, muncul sosok Sophia. Warga Los Angeles itu merasa telah ditipu oleh Azura. Sophia mengklaim, telah membayar lebih dari 86 ribu dolar Amerika atau setara Rp 1,2 miliar untuk sekian banyak tas tangan Hermes yang merupakan koleksi pribadi Azura Mangunhardjono. Pembayaran ini dilakukan Sophia untuk ikut dalam pengumpulan dana yang dilakukan Azura.
Ketika Sophia membawa setidaknya empat tas yang dibeli dari Azura untuk autentikasi, dua di antaranya diinformasikan palsu oleh pihak toko.
Karena itulah, Sophia langsung menghubung pihak berwajib dan Azura digelandang ke kantor polisi setempat dengan borgol di kedua tangannya.
Korban kedua bernama Robert mengaku sempat mengeluarkan uang sebesar 150 dolar Amerika atau Rp2,1 miliar untuk membantu si sosialita terkait klaim kematian ayahnya pada 2017 dan berpartisipasi dalam acara penggalangan dana.
"Saya mengeluarkan uang sampai 30 dolar Amerika (Rp432 juta). Beberapa bulan kemudian, saya menghubungi pihak penggalangan dana, mereka menyebut tak mendapat uang sepeser pun dari saya atau Azura," kata Robert.
Reporter : Fellyanda Suci Agiesta
Sumber : Merdeka
Advertisement