Mampukah Indonesia Curi Peluang di RCEP?

Meskipun RCEP menawarkan banyak keuntungan, namun keuntungan tersebut tidak datang sendiri.

oleh Tira Santia diperbarui 16 Des 2019, 19:44 WIB
Suasana bongkar muat peti kemas di Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/10/2019). Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kinerja ekspor dan impor Indonesia pada Agustus 2019 menurun. Total ekspor Indonesia mencapai US$ 14,28 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Menteri perdagangan, Agus Suparmanto, menyampaikan Indonesia harus bisa memanfaatkan peluang di Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) nanti.

"Kalau kita tidak ikut andil, maka Indonesia tidak akan beranjak kemana-mana, negara pesaing sudah maju ke depan, tapi kita masih sibuk dengan masalah sendiri," Kata Agus, dalam Dialog Sosialisasi RCEP, di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Senin (16/12/2019).

Menurutnya meskipun RCEP menawarkan banyak keuntungan, namun keuntungan tersebut tidak datang sendiri. Melainkan, Indonesia harus melakukan mitigasi ekonomi dengan cepat baik jangka pendek maupun jangka panjang.

"Indonesia bisa memanfaatkan RCEP untuk melakukan ekspor dan investasi seperti apa yang disampaikan oleh Presiden,"jelasnya.

Dilihat dari kinerja ekonomi Indonesia ke RCEP, Indonesia sudah melakukan total ekspor ke dunia sebesar 61,42 persen, yakni USD 100 miliar atau Rp 1 kuadriliun (USD 1 = Rp 14.011), dan melakukan impor Indonesia ke dunia sebesar 71,35 persen, yakni USD 113 miliar atau Rp 1,5 kuadriliun, begitu pun RCEP berinvestasi ke Indonesia 71,66 persen yakni USD 21 miliar atau Rp 294 triliun.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Persiapan 3 Tahun

Aktifitas kapal ekspor inpor di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (26/5). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 1,24 miliar . (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ia juga mengatakan perlunya persiapan selama dua sampai tiga tahun ke depan, agar Indonesia memiliki rencana yang siap untuk RCEP. Karena menurutnya dalam hal ini dibutuhkan banyak peran untuk mendukung perekonomian.

"Perekonomian Indonesia menjadi sangat krusial, kita perlu dukungan dari berbagai pihak, misalnya dari kementrian perekonomian sebagai salah satu langkah," pungkasnya

Selain itu ia juga menyampaikan perkembangan terkini mengenai 15 negara yang bergabung dalam RCEP, yakni Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Philipina, Singapore, Thailand, Vietnam, Australia, China, Jepang, Korea, New Zealand, dan Laos, kecuali India.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya