Liputan6.com, Bengkulu - Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap atau PLTU di kawasan Pelabuhan Samudra Pulau Baai Kota Bengkulu dengan kapasitas 2x100 Mega Watt yang masuk dalam rencana pengembangan energi nasional sebesar 35.000 Mega Watt mendapat sorotan banyak pihak. Salah satunya terkait izin lingkungan yang saat ini sedang berperkara di Pengadilan Tata Usaha Negara Bengkulu.
Limbah buangan yang sudah diproses melalui penyaringan khusus atau air bahang dituding mencemari lingkungan. Bahkan beberapa kejadian kematian ikan dan penyu beberapa waktu terakhir disebabkan oleh limbah buangan PLTU. Padahal PLTU ini belum sebulan melakukan sinkronisasi tahap pertama dan akan dilanjutkan pada bulan Februari mendatang untuk sinkronisasi tahap dua.
Manajer PT Tenaga Listrik Bengkulu Abu Bakar menyatakan, dalam membangun PLTU ini selalu berorientasi ramah lingkungan. Konsep yang dijalankan terus menjaga inovasi ilmiah dan teknologi untuk pembangunan yang ramah lingkungan dan modern. Sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah atau IPAL dan pengolahan Limbah Udara sudah sesuai dengan standar yang berlaku.
"Pengolahan limbah kami sustainable terhadap lingkungan," tegas Abu Bakar di Bengkulu, Senin (17/12/2019).
Baca Juga
Advertisement
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan atau DKP Kota Bengkulu Syafriandi mengatakan, hingga saat ini, hasil baku air dari buangan PLTU tidak menyebabkan penvemaran dan masih aman untuk kehidupan biota laut. Dari hasil penelitian laboratorium Dinas Lingkungan Hidup Kota Bengkulu juga memastikan limbah buangan PLTU telah memenuhi standar dan tidak mencemari laut.
"Jika ada pihak yang tidak puas, silahkan ambil sampel PLTU dan periksa di laboratorium lain," tegas Syafriandi.
DPRD Kota Bengkulu juga sudah melalukan inspeksi dan pengecekan langsung ke lapangan. Wakil ketua Komisi I DPRD Marliadi mengatakan, secara kasat mata pihaknya tidak melihat terjadi pencemaran.
"Buktinya masih ada biota laut seperti ikan yang hidup di pintu pembuangan PLTU ini," kata Marliadi.
Warga Dipekerjakan
Kehadiran PLTU di sekitar kawasan Pelabuhan Samudra Pulau Baai Kota Bengkulu sedikit banyak berdampak pada perekonomian warga sekitar. Banyak yang selama ini menggantungkan hidup dari hasil tangkapan ikan di laut mulai beralih profesi sebagai pekerja di PLTU.
Ketua RW 01 Kelurahan Teluk Sepang Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu Achirwan mengatakan, kehadiran PLTU membuka kesempatan kerja bagi warga di Teluk Sepang. Sejak memulai pembangunan di tahun 2016, banyak warga yang terbantu mata pencahariaanya dari bekerja pada PLTU.
"Kami berharap kehadiran PLTU dapat menarik investor untuk membangun pabrik disini, tentu warga sini juga yang akan menikmati manfaatnya," ujar Achirwan.
Selain warga, PLTU ini juga merekrut para sarjana lulusan Universitas lokal Bengkulu untuk diangkat menjadi tenaga kerja sesuai dengan bidang keahliannya. Salah satunya adalah Rian, Sarjana lulusan terbaik Universitas Bengkulu jurusan Teknik Elektro ini direkrut atas kerjasama pihak PLTU dengan perguruan tinggi.
"Teknologi yang digunakan PLTU adalah kekinian, saya bisa lebih banyak mengembangkan diri sesuai dengan keilmuan saya," ujar Rian.
Menurut Manejer Tenaga Listrik Bengkulu Abu Bakar, beberapa bidang kerja di PLTU juga membutuhkan tenaga profesional muda. Mereka membuka diri untuk melakukan seleksi penerimaan bagi para sarjana lulusan terbaik universitas lokal.
"Ini bentuk tanggung jawab kami untuk kesejahteraan masyarakat Bengkulu," tegas Abu Bakar.
Advertisement