Liputan6.com, Jakarta Disleksia sebagai disabilitas membaca tidak dapat didiagnosis hanya dengan satu tes saja. Dilansir dari mayoclinic.org, ada beberapa faktor pertimbangan.
Pertama, disleksia dapat dilihat dari faktor perkembangan anak, masalah pelajaran, dan riwayat kesehatan. Dokter akan bertanya mengenai perkembangan anak, pendidikan, dan pengobatan dan ingin mengetahui kondisi-kondisi yang terjadi dalam keluarga. Salah satunya tentang anggota keluarga yang memiliki disabilitas belajar.
Advertisement
"Kedua, kehidupan di rumah. Dokter bisa saja bertanya tentang deskripsi keluarga dan keseharian di rumah. Pertanyaan dapat termasuk siapa saja yang tinggal di rumah dan menganai masalah-masalah yang terjadi di rumah," tulis Mayo Clinic.
Keterlibatan Ortu dan Guru
Ketiga kuesioner, dokter dapat memberikan pertanyaan bagi anak, anggota keluarga anak, dan guru anak melalui beberapa pertanyaan yang tertulis di kuesioner. Anak dapat diminta untuk dites guna mengidentifikasi kemampuan membaca dan berbahasa.
Keempat, tes penglihatan, pendengaran, dan otak. Tes ini dapat membantu menentukan apa gangguan lain dapat menjadi penyebab atau gangguan tambahan terhadap kemampuan membaca anak.
Kelima, tes psikologi. Dokter akan menanyakan ibu dan anak beberapa pertanyaan untuk lebih memahami kesehatan mental anak. Hal ini dapat membantu dalam menentukan apa masalah sosial, serangan panik atau depresi dapat membatasi kemampuan anak.
Terakhir, mengetes kemampuan membaca dan pelajaran lainnya. Anak diberi serangkaian tes pelajaran yang yang menganalisis proses dan kualitas oleh seorang ahli baca.
Advertisement