Liputan6.com, Jakarta - Honda siap pamer mobil nirsopir di Jepang tahun depan. Teknologi parsial tanpa sopir ini bakal disematkan di sedan mewah, Honda Legend.
Dilansir Asia Nikkei, mobil tanpa sopir ini akan diijual sekitar 10 juta yen (Rp1,2 miliar), dan membuat 40 persen lebih mahal dari model standarnya.
Baca Juga
Advertisement
Dengan sisten otonomos level 3, mobil ini dapat melaju tanpa sopir dalam waktu yang lama, meskipun masih membutuhkan pengemudi, dan akan diinformasikan untuk mengambil alih kemudi saat diperlukan.
Dalam kondisi normal, pengemudi tidak perlu mengawasi jalan, dan bebas bermain dengan smartphone atau menonton televisi.
Sebagai informasi, Jepang telah meloloskan undang-undang untuk memungkinkan mobil self-driving level tiga di jalan. Bahkan negara ini akan mulai mengizinkan jual beli teknologi tanpa sopir ini tahun depan.
Tapi biaya akan menjadi penghalang utama bagi penyerapan mobil nirsopir, yang membutuhkan sejumlah besar sensor untuk tetap berada di jalur yang tepat, mengamati rambu lalu lintas, dan menghindari rintangan tanpa campur tangan manusia sebagai pengemudi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
3 Risiko Kehadiran Mobil Nirsopir
Mobil nirsopir tengah memasuki masa uji coba. Sayang beberapa hari lalu terjadi kejadian di mana mobil nirsopir memakan nyawa pengguna jalan lainnya.
Di luar itu, masa depan dunia otomotif tidak akan lepas dari teknologi autonomous alias nirsopir. Teknologi tersebut dijamin dapat mempermudah pekerjaan serta mengurangi beban sang pengemudi. Akan tetapi, dibalik kemudahannya itu, ada beberapa risiko-risiko yang perlu diperhatikan. Businessinsider.com mencatat ada 3 hal resiko saat membeli mobil nirsopir.
Poin utama adalah harganya. Harga kendaraan dengan teknologi canggih ini sudah jelas akan sangat mahal. Hal itu disebabkan karena teknologinya yang hampir setara dengan teknologi militer masa kini. Selain itu, teknologinya juga hampir sama dengan mobil nirsopir khas Google yang biasa digunakan untuk menggambar peta di google map.
Yang kedua adalah lingkungan sekitar. Jika lingkungan sekitar mobil nirsopir tidak baik (Jalanan rusak, sempit, dan cukup rumit), maka akan sangat sulit bagi teknologi ini untuk beradaptasi dengan lingkungan tersebut. Bahkan, jika terlalu lalai, kendaraan juga bisa menabrak objek yang ada di depannya, meskipun sudah terdeteksi oleh sensornya.
Mengingat beberapa jalanan di Indonesia kondisinya juga cukup 'memprihatinkan', bisa saja mengakibatkan teknologi ini salah membaca kondisi lingkungan sekitar dan melalui jalur yang ekstrem bahkan hingga menabrak sesuatu. Maka dari itu, perhatian dari sang sopir masih diperlukan.
Dan yang terakhir adalah dampak pada kehidupan sehari-hari. Nah, jika saja teknologi nirsopir suatu hari nanti sudah mendunia, tentunya kendaraan-kendaraan dengan kemudi manual perlahan akan punah dan dunia transportasi akan berubah total.
Penulis: Nicko Novanto
Sumber: Otosia.com
Advertisement