Bantuan Nontunai Jadi Rp 150 Ribu, Buat Beli Daging dan Ayam

Pemerintah menambah cakupan komoditas yang bisa dibeli oleh bantuan nontunai antara lain ayam, daging, buah-buahan, kacang-kacangan dan ikan.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Des 2019, 13:06 WIB
Sihmi, penjual daging ayam di Pasar Grogol, Jakarta Barat. Dok: Tommy Kurnia/liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta Menteri Sosial Juliari Peter Batubara mengatakan, pemerintah akan menyalurkan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sebesar Rp 150 ribu per kepala keluarga dari sebelumnya Rp 110 ribu per kepala keluarga. Pemerintah juga menambah cakupan komoditas yang bisa dibeli antara lain ayam, daging, buah-buahan, kacang-kacangan dan ikan.

"Kami tuangkan dalam bentuk lebih teknis ada peningkatan BPNT dari Rp 110 ribu menjadi Rp 150 ribu. Beli yang direkomendasikan tambahan berupa ikan, daging, ayam dan kacang-kacangan. Kami akan buatkan Permennya untuk komplimen beras dan telur yang sudah diatur," ujarnya di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Selasa (17/12/2019).

Penyaluran bantuan nontunai tersebut akan dilakukan pada Januari mendatang. Penyaluran akan dilakukan secara bertahap hingga seluruh penerima sebanyak 15,6 juta keluarga miskin menerima bantuan dari pemerintah.

"Pencairan BPNT dan PKH di Januari. Khususnya di Papua dan Papua Barat akan kami jalankan seperti ini, tidak akan terlalu rinci. Karena kita paham disana ada berbagai kendala penyaluran. Jadi ada treatmen berbeda yang lebih longgar," jelasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Anggaran Kemenkeu

Penjual dan pembeli daging ayam di Pasar Tomang Barat. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Sebelumnya, Kementerian Keuangan menyiapkan anggaran sebesar Rp 372,5 triliun untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat berpenghasilan rendah, miskin dan rentan miskin. Dari jumlah tersebut pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp 28,1 triliun untuk bantuan pangan atau yang disebut kartu sembako.

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengatakan, penerima kartu sembako di 2020 sebanyak 15,6 juta keluarga miskin. Setiap keluarga miskin nantinya akan memperoleh bantuan sebanyak Rp 150.000 naik dari sebelumnya sebesar Rp 110.000 per keluarga.

"BPNT dievaluasi, kembali diperkuat dalam bentuk kartu sembako. Perubahannya per bulan ditingkatkan dari Rp 110.000 menjadi Rp 150.000 ini menjadi nendang," kata Askolani saat memberi paparan dalam media brefing di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (26/9).

Bersamaan dengan penambahan jumlah bantuan, pemerintah juga melakukan perluasan komoditas yang dapat dibeli oleh masyarakat menggunakan kartu sembako. Selama ini, kartu sembako yang sebelumnya BPNT hanya untuk membeli beras. Perluasan komoditas itu akan diatur oleh Kemensos.

"Dulu hanya beras, sekarang diperbanyak oleh Kemensos apakah minyak atau yang lain. Namanya kartu sembako. Ini tentunya awal untuk perbaikan pemanfaatan, perluasan dari kebijakan ini tentunya dengan didukung oleh pelaksanaan kebijakan yang sudah ada," jelas Askolani.

 


Angka Kemiskinan

Permukiman padat penduduk dan gedung bertingkat dilihat dari kawasan Jembatan Besi, Jakarta, 5 Juni 2016. Tingkat kepadatan penduduk yang tinggi memicu berbagai permasalahan, dari tata ruang, kemiskinan hingga kriminalitas. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Askolani berharap dengan adanya penambahan bantuan dan perluasan komoditas yang dapat diperoleh masyarakat, jumlah masyarakat miskin di Indonesia bisa tekan. Selain itu, pemberian bantuan ini juga diharapkan mampu menjaga daya beli mayarakat yang kemudian berdampak pada pertumbuhan ekonomi.

"Bansos ini diberikan tetap untuk masyarakat menengah ke bawah, membantu orang miskin bida sekolah, menuju puskesmas. Maka manfaatnya adalah satu mengurangi orang miskin, menjaga dan meningkatkan daya beli. Sehingga konsumsi RT tetap sebagai pendukung ekonomi ke depan," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya