Liputan6.com, Jakarta - David Ford salah satu warga California, sedang mengunjungi Drake's Bay di pantai California Utara ketika dia melihat sesuatu yang tampak seperti ribuan penis terputus di pantai.
Dilansir dari Heavy, Jumat (13/12/2019), mereka, makhluk merah muda sepanjang 10 inci itu ternyata adalah cacing yang juga dikenal sebagai ikan penis.
Advertisement
"Saya berjalan setengah jam lagi, dan mereka tersebar di mana-mana. Ada burung-burung camar berbaris di sepanjang pantai dan makan begitu banyak binatang itu. Seperempat dari mereka tampak seperti masih hidup. Sisanya sudah mati, mereka memiliki bau seperti makhluk laut yang mati," Kata Ford.
Ford mengambil foto itu pada 6 Desember dan membagikanya pada majalah Bay Nature untuk sebuah segmen "Ask the Naturalist". Di segmen tersebut, Ford bertanya kepada ahli biologi, Ivan Parr, "Saya melihat ribuan (hewan) ini di Pantai Drakes pada 6 Desember, setelah badai yang terjadi baru-baru ini. Apa yang terjadi?"
Parr menanggapi dalam sebuah artikel, "Secara Alami, 2019 Ditutup dengan Ribuan 10-Inch Pulsing 'Ikan Penis' Terdampar di Pantai California."
Parr menulis, "Saya pernah mendengar tentang teori imajinatif dari para pengelana pantai, seperti armada kapal barang, bratwurst, yang rusak. Sebenarnya, ini adalah penghuni yang tinggal di pantai kita secara kasar, namun juga dengan penuh belas kasihan, sebagian besar disebut ‘cacing penjaga penginapan yang gemuk'."
Cacing ini jarang terlihat selama mereka hidup di liang berbentuk U di bawah tanah, sepanjang hidup mereka. Namun badai tropis juga dapat menggusur mereka hingga puluhan ribu, seperti yang dilihat David Ford di Drake’s Bay. “Badai kuat, terutama selama tahun-tahun El Nino, benar-benar mampu mengepung zona intertidal, memecah sedimen, dan meninggalkan isinya terlantar di pantai,” tulis Parr.
Cacing ini menghuni daerah intertidal rendah hingga subtidal dari Oregon Selatan ke Tijuana Slough, Meksiko. Mereka biasanya terlihat di antara Teluk Bodega dan Monterey, sekitar 200 mil jauhnya.
Berikut 5 hal yang perlu Anda ketahui tentang ikan penis:
Saksikan video pilihan di bawah ini:
1. Cacing atau Ikan Penis Dianggap Sebagai Kelezatan di Korea Selatan
Cacing ini dikenal sebagai "gaebul", atau "alat kelamin anjing", di Korea Selatan dan dianggap sebagai suguhan yang lezat.
Ikan itu diketahui sangat kenyal dan manis karena direndam dalam air garam begitu lama. Orang Korea menggunakan kata "dalchakjigeunhada" untuk menggambarkan rasa alami yang berarti rasa manis yang sedikit menyenangkan dan sering Anda cicipi dalam makanan laut.
Cacing-cacing itu paling manis dan paling banyak didapatkan mulai dari Desember hingga Maret. Mereka secara tradisional dikonsumsi mentah setelah dicelupkan ke dalam saus dalam sajian bernama chogochujang.
Mirip dengan tiram, setelah dipotong harus dimakan segera.
Tidak semua orang memakannya di tempat. Beberapa penduduk lokal di dekat Laut Barat menumis gaebul dengan kimchi. Lainnya juga ada yang menusuk keseluruhan gaebul dan memanggangnya dengan bumbu garam, merica, dan minyak wijen.
Ikan Penis makan dengan mengeluarkan jaring lendir untuk menangkap makanannya.
Menurut Ivan Parr, cacing ini menghabiskan sebagian besar hidupnya di bawah tanah. Ia menggali lubang berbentuk U yang memanjang beberapa meter, tetapi tidak lebih lebar dari cacing itu sendiri.
Pintu depan tempat persembunyiannya menyembul seperti cerobong pasir kecil. Hal itu dapat terlihat berkerumun di sekitar garis air surut dari pantai lumpur atau lumpur.
Advertisement
2. Memancarkan Jaring Lendir dari Kelenjar untuk Menangkap Plankton dan Bakteri
Seperti yang dijelaskan Parr, "Cacing terus mengeluarkan lendir saat tergelincir lebih rendah ke dalam liang, dan itu menghasilkan jaring lendir yang membentang dari cerobong ke mulut cacing.
Menggunakan kontraksi (peristaltik) untuk memompa air melalui liangnya, cacing itu menghisap plankton, bakteri, dan potongan-potongan lain ke dalam jaring ini. Seperti ruang hampa, saat jaringnya tersumbat, cacing itu menarik semuanya kembali ke dalam mulutnya, mengambil partikel yang ingin dimakannya dan membuang sisanya ke dalam terowongan.”
Partikel sisa dikonsumsi oleh berbagai makhluk lain termasuk kerang (Cryptomya californica), cacing skala "sequined" (Hesperonoe adventor), kepiting kacang (Scleroplax granulata atau Pinnixa franciscana), udang berkerudung (Betaeus longidactylus), dan bahkan seekor ikan, anak panah goby (Clevelandia Ios).
Menurut Parr, cacing (ikan penis) ini tidak keberatan. "Faktanya, ada contoh buku tentang komensalisme – suatu hubungan di mana satu organisme membentuk ketergantungan pada organisme lain, yang terakhir tidak membantu atau sangat terluka dalam hubungan tersebut."
3. Ikan Penis atau Cacing Penjaga Penginapan Sudah Ada Sekitar 300 Juta Tahun
Ada bukti fosil bahwa cacing ini telah ada selama ratusan juta tahun. Para arkeolog telah menemukan lubang berbentuk U sejak 300 juta tahun lalu, menurut Ivan Parr.
Fat innkeeper worm atau vacing penjaga penginapan dapat hidup hingga 25 tahun, tetapi biasanya tidak selama itu karena banyak predator termasuk berang-berang, ikan hiu, hiu, pari, camar, dan manusia.
Advertisement
4. Ikan Penis Telah Terdampar di Pantai Sebelumnya
Badai tropis pernah membuat Chinese penis fish atau ikan penis China terdampat di pantai sebelumnya, meskipun biasanya hanya beberapa bukan ribuan sekaligus.
Dalam video dari 2016, salah satu pengguna YouTube Kim Powell memposting video dari kunjungan lapangan sekolah yang diselenggarakan oleh Blue Water Adventures. Dia membuktikan bahwa tak harus berburu cacing itu, karena beberapa sudah ada di Pantai Elkhorn Slough di Monterey Bay, California.
5. Nelayan Gunakan Ikan Penis sebagai Umpan
Nelayan dari seluruh dunia berburu dan menangkap ikan penis untuk menggunakannya sebagai umpan.
Mereka sulit ditemukan tetapi sangat efektif untuk menangkap ikan. Menurut nelayan Ken Jones, "Itu adalah umpan yang sangat dihargai oleh banyak spesialis pemancing ikan croacker, pemancing soliter yang berminggu-minggu mengejar Spotfin croaker.
Salah satu video di YouTube dari nelayan menunjukkan cara menangkap makhluk itu di pantai. Nelayan di Korea itu menggunakannya untuk menangkap flounder (kelompok spesies ikan datar) dan sea bream.
Reporter: Deslita Krissanta Sibuea
Advertisement