Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan menghargai keputusan Boeing untuk menghentikan produksi B737 MAX. Saat ini, sejumlah maskapai di Indonesia sudah memiliki pesawat jenis tersebut, seperti Lion Group dan Garuda Indonesia.
Direktur Jenderal Perhubunggan Polana B Pramesti mengatakan stop produksi, tidak berarti Boing 737 MAX akan pasti tidak terbang lagi di waktu yang akan datang.
“Saat ini Ditjen Hubud sedang menunggu hasil proses sertifikasi upgrade MCAS B737 MAX oleh FAA, yang sampai saat ini belum dapat ditentukan waktu selesainya” kata Polana kepada wartawan, Rabu (18/12/2019).
Baca Juga
Advertisement
Sebab apabila FAA telah menyelesaikan proses sertifikasinya dan empat otoritas penerbangan yang juga melakukan sertifikasi yaitu EASA Eropa, TC Kanada, ANAC Brazil, dan CAAC China juga telah menyelesaikan sertifikasinya dan menyatakan bahwa proses upgrade MCAS tersebut dinyatakan telah memenuhi semua persyaratan yang diikuti dengan penerbitan Airworthiness Directive kemungkinan Boing 737 MAX akan terbang lagi.
“Pemerintah akan mengkaji semua informasi terkait sebagai dasar untuk menentukan pencabutan grounding MAX di Indonesia, namun sampai saat ini belum selesai proses sertifikasinya “ tegas Polana.
Selain itu, hasil sertifikasi tersebut akan dibahas bersama antar otoritas penerbangan sipil di kawasan ASEAN yang memang telah memiliki konsensus untuk mengharmonisasi proses un-grounding Boeing 737MAX.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tak Terbang 9 Bulan
Indonesia bersama negara-negara lainnya telah menghentikan operasional pesawat Boeing 737MAX (grounding) jauh sebelum pemberitaan terkait dengan keputusan pihak Boeing untuk melakukan stop produksi B737MAX.
Polana menegaskan, pihaknya memiliki perhatian terhadap armada MAX yang ada di Indonesia yang sudah tidak terbang selama lebih dari 9 bulan, serta bagaimana pengaruhnya terhadap kondisi fisik pesawat tersebut.
“Kami telah dan akan terus melanjutkan komunikasi dan koordinasi dengan pihak operator penerbangan serta pabrikan dan otoritas penerbangan sipil lainnya mengenai langkah-langkah terbaik yang perlu dilakukan untuk preservasi armada tersebut selama tidak terbang,” jelas Polana.
"Kami pastikan bahwa keselamatan dalam bisnis penerbangan adalah yang paling utama," tutup Polana.
Advertisement
Hentikan Produksi
Boeing, produsen pesawat terbang asal Amerika Serikat (AS), akan menghentikan sementara produksi pesawat 737 Max pada bulan depan. Ini merupakan keputusan dewan komisaris dan juga direksi dari perusahaan.
Penghentian sementara produksi 737 Max ini menyusul krisis terburuk dalam sejarah perusahaan yang telah berdiri selama 103 tahun ini, yaitu dua kecelakaan yang menewaskan 346 orang.
Dikutip dari The News York Times, Selasa (17/12/2019), sebelumnya beberapa petinggi Boeing mengisyaratkan bahwa Boeing 737 Max akan bisa terbang sebelum akhir tahun ini. Pesawat ini memang dibebastugaskan di seluruh dunia usai kecelakaan maut tersebut.
CEO Boeing Dennis Muilenburg sendiri menyebutkan bahwa penghentian sementara produksi akan lebih efisien daripada memangkas produksi lagi.
Untuk diketahui, pada April lalu, perusahaan memangkas produksi hingga 20 persen menjadi 42 pesawat per bulan. Saat ini setidaknya ada 400 pesawat Max yang berada di fasilitas parkir utama Boeing di Washington.
Dikutip dari CNBC, dengan penghentian produksi ini, Boeing mengaku tidak akan merumahkan para pekerja di pabrik Renton, Washington, tempat 737 Max diproduksi. Beberapa pekerja dari 12 ribu orang di sana akan dipindahkan sementara.