Jakarta - Ketua The Jakmania, Tauhid Indrasjarief, menyebut Persija Jakarta bakal merindukan jiwa kepemimpinan Bambang Pamungkas. Bepe memutuskan untuk pensiun pada akhir musim Shopee Liga 1 2019 setelah berkarier selama dua dekade.
"Kepemimpinan Bambang Pamungkas akan dirindunkan. Selain dia, juga ada Ismed Sofyan. Dia tahu kapan harus mengambil tindakan, bersikap ke pelatih, dan manajemen. Dia benar-benar seorang pemimpin," ujar pria yang karib dipanggil Bung Ferry tersebut.
Advertisement
"Sosoknya susah untuk digantikan. Belakangan, dia memberikan ruang untuk teman-temannya berperan sebagai kapten tim. Jadi, akan ada banyak yang kehilangan dia sebagai sosok pemimpin," imbuh Ferry.
Bambang Pamungkas bergabung dengan Persija pada 1999. Dua tahun kemudian, pemain yang akrab dipanggil Bepe itu mencoba peruntungan dengan mengikuti trial di Belanda bersama di EHC Norad, namun gagal.
Bambang Pamungkas lalu kembali ke Persija, sebelum hijrah ke Selangor FA selama 2005-2007, sebelum memutuskan untuk merapat ke tim ibu kota hingga 2012.
Pada 2013, Bambang Pamungkas memilik mogok bermain karena Persija menunggak gajinya berbulan-bulan.
Satu tahun berselang, pemain kelahiran Semarang, Jawa Tengah, ini meneken kontrak satu tahun bersama Pelita Bandung Raya (PBR) sebelum kembali berseragam tim Macan Kemayoran hingga sesaat sebelum pensiun.
Ban kapten Persija juga lama melingkar di lengan Bambang Pamungkas. Pemain yang identik dengan nomor punggung 20 ini memakainya sejak 2007-2012.
Pindah ke PBR karena Tidak Ingin Melukai Hati The Jakmania
Pemilihan PBR sebagai bagian dari karier Bambang Pamungkas pada 201 bukan tanpa sebab. Mendapatkan banyak tawaran, mantan striker Timnas Indonesia ini bermain aman. Sebab, PBR tidak punya rekam jejak rivalitas dengan Persija.
"Saya melihat bagaimana dia bercanda. Bahkan dia bertengkar dengan Ismed Sofyan, yang notabene sahabat dia. Saya salut dengan kecintaannya. Pemain dengan kecintaan kepada tim, yang paling dekat dengan suporter, cuma dia. Yang lain harus membuktikan lagi kecintaannya terhadap Persija,"ungkap Ferry.
"Dia membuktikan, meski banyak yang mempertanyakan kenapa dia pindah klub, karena dia menafkahi keluarg sehingga dia menunggu tawaran setahun dari Persija. Dia terpaksa menunggu tawaran lain. Ada tiga klub yang menawar. Cuma dia pikir kalau klub yang dipilihnya bukan tim yang menyakiti hati The Jakmania, maka dia pilih PBR. Dia selalu coba menjaga perasaan The Jakmania," jelas Ferry.
Advertisement