Liputan6.com, Jakarta - Olivia Zalianty merasa populasi manusia dengan pohon sebagai penopang kehidupan tak lagi sebanding. Sebab, ia mendapati fakta jika pepohonan--yang berfungsi sebagai pembersih udara--mulai berkurang populasinya di Indonesia.
Berkurangnya pohon, dikatakan Olivia Zalianty, berdampak buruk dengan kelangsungan ekosistem di masa mendatang. Ia pun berupaya agar hal tersebut tak terjadi.
Baca Juga
Advertisement
Salah satu cara yang dilakukan Olivia Zalianty yakni dengan menanam kembali pohon-pohon yang dirasa besar manfaatnya untuk kehidupan.
Bersama WaliKota Payakumbuh, Sumatera Barat, Riza Falepi, Olivia Zalianty melakukan kegiatan penanaman pohon Batang Agam, Rabu (18/12/2019). Kegiatan itu diselenggarakan dalam rangka gerakan nasional pemulihan daerah aliran sungai KLHK dan Hari Bela Negara Lingkungan Hidup yang diperingati tiap 19 Desember.
Tanam 10 Ribu Pohon
Selain menanam, Olivia Zalianty juga turut membagikan pohon ke pada masyarakat sekitar. Jumlah pohon yang ditanam dan dibagikan sebanyak 10 ribu pohon.
“Saya bangga dan bahagia sekali menjalani kegiatan merawat alam dengan menanam pohon sejumlah sepuluh ribu," kata Olivia Zalianty.
Advertisement
Baik Bagi Kehidupan
"Kegiatan ini baik bagi kehidupan manusia ke depan. Kalau pepohonan semakin berkurang sementara jumlah manusia semakin banyak. Jangan sampai generasi berikut hanya mendapatkan oksigen hanya dari selembar daun," adik Marcella Zalianty ini menambahkan.
Libatkan Generasi Muda
Menurut Olivia Zalianty, gerakan menanam pohon harus terus dihidupkan setiap tahunnya agar lingkungan alam seluruh Indonesia tetap hijau, asri dan dapat mengantisipasi bencana longsor. “Keterlibatan generasi muda dalam penanaman pohon dalam rangka bersama merawat lingkungan hidup Bumi Pertiwi mesti terus digalakkan. Karena meraka nantinya bisa menularkan kegiatan ini menjadi tradisi yang turun temurun," dia menjelaskan.
Advertisement
Aktivis Lingkungan Hidup
Kegiatan penanaman 10 ribu pohon juga diinisiasi Generasi Lintas Budaya Foundation yang diketuai Raja Asdi, dimana Prof. Jimly Asshiddiqie dan aktivis kemanusiaan Hendardi duduk sebagai penasehat dan melibatkan sejumlah lembaga dalam menjaga dan merawat lingkungan seperti KLHK, BRG RI, BNPB,PUPR, ICMI, PB NU, PERTI, Karang Pohon dan PT PLN.