3 Penyebab Keterpurukan Chelsea

Chelsea seperti kehilangan taji sebagai tim besar sebulan belakangan.

oleh Ario Yosia diperbarui 19 Des 2019, 19:45 WIB
Chelsea (AP)

London - Pada minggu pertama bulan November jelang jeda internasional, Chelsea, ada di atas angin. Pasukan jadi salah satu klub penantang juara di jajaran big four Premier League.  

The Blues tertinggal enam poin dari Leicester City yang duduk jadi runner-up sementara. Chelsea bahkan unggul satu poin di atas juara bertahan Manchester City.

Setelah dijatuhi larangan transfer FIFA, kehilangan Eden Hazard, dan menunjuk manajer yang tidak berpengalaman Frank Lampard, The Blues mendapati diri mereka dalam situasi yang bahkan tidak bisa dibayangkan oleh penggemar yang paling optimis sekalipun.

Namun, sejak itu, segalanya berubah dari buruk menjadi lebih buruk bagi klub London Barat karena mereka telah kehilangan empat dari lima pertandingan liga terakhir mereka.

kekalahan dari Manchester City, West Ham, Everton, dan Bournemouth, membuat Chelsea menderita.

Melihat daftar pertandingan-pertandingan lanjutan yang super sibuk menjadi bel alarm bagi Chelsea. Mereka punya masalah besar yang wajib dibenahi secepatnya jika ingin tetap ada di papan atas. 

Apa sih masalah Chelsea sebenarnya?

Video


Mason Mount yang Meredup

(AP Photo/Frank Augstein)

Dalam sepak bola modern, peran nomor 10 semakin dominan. Frank Lampard salah satu gelandang serang yang bisa memainkan peran nomor 10 dengan sangat baik.

Di Chelsea ia mempercayakan Mason Mount di posisi tersebut. Dalam 'revolusi pemain muda' The Blues, Mount adalah salah satu bintang awal musim Chelsea saat ia mencetak empat gol liga dalam delapan pertandingan pertama.

Energi, tekanan tinggi, tingkat kerja, dan pergerakannya sangat penting dalam membantu Chelsea memainkan sepak bola yang intens dan atraktif.

Namun, belakangan performa sang pemain menurun. Produktivitasnya menurun draktis. Sejauh musim ini, Mount memiliki catatan statistik melayangkan 26 operan kunci dan 27 kali menciptakan peluang.

Penampilannya kalah mentereng dibanding James Maddison (43 operan kunci dan 47 peluang ) dan Jack Grealish (37 operan kunci dan 41 peluang dibuat). Kevin De Bruyne, gelandang nomor 10 paling top di Premier League telah membuat 62 operan kunci dan menciptakan 71 peluang.

Persoalannya di Chelsea tak banyak pemain yang bisa menjalankan peran sebagai Si Nomor 10. Ross Barkley dan Ruben Loftus-Cheek, terlihat tidak pernah benar-benar siap dimainkan secara reguler. Lampard nyaris tidak memiliki opsi dalam menyerang-lini tengah.

 


Loyo di Kandang

(AFP/Olly Greenwood)

Ciri khas dari setiap tim yang sukses adalah kemampuan mereka untuk membuat stadion kandang jadi tempat yang angker. Chelsea adalah salah satu klub yang terkuat saat bermain di hadapan publik sendiri.

Mereka sempat menciptakan rekor terkalahkan selama 85 pertandingan selama tiga tahun antara 2004 dan 2007. Tapi itu dulu, The Blues kini seringkali loyo di Stanford Bridge.

Kekalahan pekan lalu dari Bournemouth adalah kekalahan liga kandang ketiga Chelsea musim ini, setelah sebelumnya kalah dari Liverpool dan West Ham. Mereka juga kehilangan poin di Stamford Bridge dengan meraih hasil imbang kontra Leicester City dan Sheffield United.

Secara keseluruhan, The Blues hanya mengambil 14 dari 27 poin yang tersedia dan tidak mencetak lebih dari dua gol dalam setiap pertandingan liga di kandang mereka sejauh ini.

Di Liga Champions, situasinya kurang lebih sama. Lampard hanya memenangkan satu dari tiga pertandingan penyisihan grup mereka di kandang. Patut dicatat juga mereka terkapar di Piala Liga saat menjamu Manchester United. Stabilitas di kandang jadi hal yang krusial bagi Chelsea.


Lini Pertahanan yang Rapuh

(AP/Frank Augstein)

Chelsea musim ini memainkan strategi menyerang yang atraktif. Sayang lini pertahanan mereka yang rapuh membuat performa mereka seringkali oleng.

Sejauh musim ini, pasukan Lampard hanya menjaga empat clean sheet di semua kompetisi. Hanya Arsenal (27) yang kebobolan lebih banyak dari 25 gol tim London Barat di liga.

Dengan absennya Antonio Rudiger, Lampard tidak bisa puas dengan pasangan bek tengah. Sementara Fikayo Tomori yang sempat digadang-gadang bakal jadi bintang musim ini ternyata seringkali melakukan blunder.

Performa Andreas Christensen maupun Kurt Zouma jauh dari mengesankan. The Blues telah kebobolan banyak gol melalui bola mati atau bola udara di dalam kotak. Ketidakmampuan bek Chelsea untuk membaca arah permainan dan membentengi zona pertahanan mereka sendiri jadi bencana.

Sumber: Sportskeeda

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya