Karya Chahya Rafika Sity Menang Kompetisi Film Pendek Kemlu Bertema Disabilitas

Film berjudul Dia menjadi juara satu di kompetisi film di Kementerian Luar Negeri yang bertema disabilitas.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 20 Des 2019, 10:30 WIB
Ketua PPDI Gufroni Sakari (kiri) bersama tim pembuat film "Dia" yang jadi juara di kompetisi film Kemenlu. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta - Film berjudul Dia karya Chahya Rafika Sity asal Bekasi menjadi pemenang pertama dalam Kompetisi Film Pendek yang diadakan Kementerian Luar Negeri. Karya Chahya dan tim berhasil mengungguli 41 film pendek yang ikut serta pada kompetisi ini.

Kompetisi ini mengangkat tema Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas melalui Implementasi ASEAN Enabling Masterplan 2025 untuk Mewujudkan Indonesia Inklusif. Tujuannya agar mendukung mainstreaming hak-hak penyandang disabilitas kepada kehidupan masyarakat luas, terutama di kalangan generasi muda.

Kompetisi ini berlangsung pada 25 September hingga 22 November 2019. Peserta adalah murid SMA/SMK atau mahasiswa berusia maksimal 25 tahun.

Tiga pemenang lain adalah Percaya karya Muhammad Rasul dari Bulukumba (juara 2) dan Mata Hati karya Naufal Rifqi Widaad (juara 3). Terakhir, ada juara favorit yaitu Koma buatan murid SMAN 2 Semarang yang mendapat likes dan loves terbanyak di media sosial PPDI.

"Kompetisi ini mengusung sub-tema penghilangan stigma dan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas," ujar Ketua Umum Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI), Gufroni Sakaril, pada malam penghargaan, Kamis (19/12/2019).

Stigma merupakan satu dari tiga isu prioritas bagi PPDI dan beragam organisasi penyandang disabilitas. Dua isu lain adalah perlindungan hukum dan hak atas ketenagakerjaan. Di ASEAN, sejumlah 45 persen penyandang disabilitas berada di Indonesia.

Staf Khusus Presiden RI Angkie Yudistia mendukung perlawanan terhadap stigma kepada penyandang disabilitas dan meminta agar berbagai kementerian bisa ikut serta menghapus stigma. Ia pun percaya seni film bisa membantu menunjukan eksistensi penyandang disabilitas.

"Kita berharap dengan film ini salah satunya bisa menjadi satu momentum di mana kita bisa menunukan bahwa dengan film visual kita bersuara, ktia menunjukan teman-teman disabilitas di sini kita memiliki kelebihan masing-masing dan kelebihan yang mebanggakan kita semua masyarakat Indonesia," ujar Angkie yang berharap kompetisi ini bisa berkelanjutan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


45 Persen Penyandang Disabilitas ASEAN ada di Indonesia

Anggota Stafsus Angkie Yudistia berharap kompetisi film pendek bertema disabilitas bisa terus berlanjut. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kemenlu, Jose Tavares, berkata 62 juta orang dengan disabilitas atau sekitar 10 persen populasi di kawasan ASEAN. Sebagian besar dari mereka, yaitu 45 persen, tinggal di Indonesia atau lebih dari 20 juta orang.

"Berapa pun jumlah penyandang disablitas di Indonesia, negara hadir untuk memenuhi hak-hak mereka sebagai warga negara," tegasnya. Jose pun berharap kompetisi film ini dapat menjadi agenda tahunan.

Kompetisi film pendek ini merupakan sinergi PPDI dengan Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN Kemlu RI. Kegiatan ini turut menggandeng Perwakilan Indonesia untuk ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights (AICHR Indonesia) dan industri pertelevisian yakni Akademi Televisi Indonesia (ATVI).

Indonesia ikut serta dalam mendukung Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas PBB lewat ASEAN Community Vision 2025.

Hal itu didukung dengan adanya ASEAN Enabling Masterplan 2025: Mainstreaming the Rights of Persons with Disabilities (Rencana Induk Pemungkinan 2025: Pengarusutamaan Hak-hak Orang dengan Disabilitas).

Masterplan ambisius itu menyertakan hak penyandang disabilitas pada blueprint komunitas politik-keamanan, ekonomi, dan sosio-kultural ASEAN. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya