Harga Emas Naik Imbas Politik AS Gonjang-ganjing

Harga emas dunia pada perdagahan Kamis (19/12) naik ke USD 1,479.87 per ounce

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 20 Des 2019, 07:00 WIB
Emas sebagai simpanan meningkat, sekali pun harga mengalami kenaikan dari waktu ke waktu.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas menguat pada hari Kamis karena investor menunggu perkembangan lebih lanjut pada perdagangan AS-Cina. Sementara ketidakpastian politik di Washington gagal untuk menggerakkan pasar secara keseluruhan.

Dikutip dari CNBC, Jumat (20/12/2019), harga emas di pasar spot naik 0,3 persen menjadi USD 1,479.87 per ounce. Sementara harga emas berjangka AS 0,4 persen lebih tinggi pada USD 1,484.40 per ounce.

Pasar ditahan menunggu dorongan berikutnya, kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.

"Ada anggapan oleh pasar bahwa kesepakatan perdagangan ini secara resmi ditandatangani dan tidak akan ada lompatan cepat (dari kedua sisi). Perubahan tentang hal itu akan menjadi penggerak perubahan di pasar," kata dia.

China pada hari Kamis mengumumkan daftar baru pembebasan tarif impor untuk enam produk kimia dan minyak dari Amerika Serikat, beberapa hari setelah dua ekonomi terbesar dunia itu mengumumkan kesepakatan perdagangan sementara.

Sengketa perdagangan selama 17 bulan telah memicu kenaikan harga emas 15 persen pada pada tahun itu, dan memicu terjadinya resesi global.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Lindung Nilai

Aksi jual terjadi dan kekhawatiran terhadap situasi ekonomi China membuat harga emas turun 0,5 persen menjadi US$ 1.153,60 per ounce.

Emas sering digunakan oleh investor sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian politik dan ekonomi.

Investor juga terus mengawasi proses politik di Washington, di mana Dewan Perwakilan Rakyat yang dipimpin Demokrat secara resmi mendakwa Presiden Donald Trump dengan penyalahgunaan kekuasaan.

Ini akan menjadi langkah bersejarah yang akan mengobarkan ketegangan partisan di seluruh Amerika yang terpecah. Namun, Senat yang dikendalikan oleh Partai Republik secara luas diharapkan tidak menghukum Trump dan mengeluarkannya dari jabatan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya