DPR Minta PLN Terangi Seluruh Indonesia di 2020

DPR RI meminta kepada PLN untuk merealisasikan rasio elektrifikasi 100 persen di 2020

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 20 Des 2019, 10:00 WIB
Ilustrasi sutet listrik.

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi VII DPR-RI dari Fraksi Partai Keadilan (FPKS) Mulyanto meminta PLN fokus untuk merealisasikan target pemerataan listrik (rasio elektrifikasi) di 2020.

Mulyanto mengatakan, ada dua tantangan besar yang dihadapi PLN dalam mewujudkan target elektrifikasi 100 persen pada 2020. Pertama, kondisi geografis daerah kepulauan dan remote area dan kedua, daya beli masyarakat.

Seperti di Maluku, Papua dan beberapa wilayah terpencil lain, PLN terkendala kondisi geografis untuk mengembangkan jaringan distribusi listrik. Kalaupun kendala pengembangan jaringan ini sudah teratasi, maka tantangan berikutnya adalah soal daya beli.

"Kami masih menemukan banyak masyarakat yang tidak mampu membayar biaya pemasangan sambungan listrik di rumahnya. Biaya sebesar Rp 600 ribu hingga Rp 1 juta masih dianggap memberatkan," kata Mulyanto, di Jakarta, Jumat (20/12/2019).

Mulyanto pun mendorong pemerintah terus mencari sumber energi listrik yang murah dan relatif mudah didistribusikan ke wilayah-wilayah terpencil untuk mengejar target pemerataan kelistrikan 100 persen. Pemerintah pun diharapkan mampu menciptakan inovasi dan pengadaan listrik bersumber energi baru terbarukan (EBT).

"Sumber baterai dan EBT paling ideal, meski pada daerah yang tertentu, listrik berbasis diesel tak terhindarkan," ujar Mulyanto.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Subsidi Pemasangan Listrik

Pasukan Elit PLN saat beraksi di Menara Sutet Jalan Asia Afrika, Jakarta, Rabu (12/8/2015). Pekerjaan tersebut mengandung resiko besar karena jaringan listrik masih dipelihara tanpa dipadamkan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Mulyanto juga mengusulkan agar Pemerintah mempertimbangkan pengadaan subsidi pemasangan listrik baru bagi masyarakat di wilayah tertinggal, terdepan dan terluar (3T).

"Bila langkah-langkah tersebut tidak secara sigap diatasi maka target elektrifikasi 100 persen di tahun 2020 hanya PHP," tegas Mulyanto.

Dia pun menyinggung ketidakakuratan data rasio elektrifikasi yang di lapangan dengan yang dimiliki PLN. "Misalnya di Maluku, PLN mengklaim sudah berhasil melakukan elektrifikasi 90 persen tapi berdasarkan pengamatan langsung di lapangan masih ditemukan wilayah-wilayah tertentu yang belum teraliri listrik," ujar Mulyanto.

 


Penjelasan

Manajemen PT PLN (Persero) Unit induk Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali (UIT JBTB) melaksanakan kegiatan grebek row pada jalur transmisi SUTET 500 KV di Desa Semendi, Tongas, Probolinggo. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Untuk itu Mulyanto meminta Pemerintah membuat definisi ulang yang lebih jelas dan tegas tentang elektrifikasi. Supaya terjadi kesepahaman antara DPR dan PLN tentang indikator keberhasilan elektrifikasi.

"Ini soal akurasi data. Antara PLN dan DPR harus punya acuan dan pengertian yang sama tentang elektrifikasi. Apakah listrik yang diproduksi secara swadaya oleh masyarakat dapat diklaim sebagai pencapaian elektrifikasi oleh PLN. Apakah berbasis desa atau rumah tangga. Bagi PLN mungkin termasuk tapi bagi DPR kan bisa jadi tidak termasuk," tandasnya.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya