Elon Musk Bakal Batasi Pengguna Twitter, Partai Garuda Nilai Bisa Jadi Peluang bagi Pemerintah Indonesia

Belum lama ini, CEO Twitter Elon Musk mengeluarkan aturan terbaru. Aturannya adalah membatasi jumlah cuitan yang dapat dibaca oleh pengguna Twitter, terutama bagi pengguna baru dan pengguna gratisan.

oleh Devira PrastiwiLiputan6.com diperbarui 04 Jul 2023, 21:00 WIB
Belum lama ini, CEO Twitter Elon Musk mengeluarkan aturan terbaru. Aturannya adalah membatasi jumlah cuitan yang dapat dibaca oleh pengguna Twitter, terutama bagi pengguna baru dan pengguna gratisan. (Photo by Jeremy Bezanger on Usplash)

Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini, CEO Twitter Elon Musk mengeluarkan aturan terbaru. Aturannya adalah membatasi jumlah cuitan yang dapat dibaca oleh pengguna Twitter, terutama bagi pengguna baru dan pengguna gratisan.

Lewat postingan di akun Twitter pribadinya, Elon Musk mengatakan, pengguna tak terverifikasi (atau tak berbayar) hanya bisa membaca 600 cuitan perhari dan kemudian ditambah menjadi 800 kicauan.

Sedangkan pengguna baru tak terverifikasi, mereka hanya bisa membaca 300 cuitan (lalu ditambah menjadi 400 di kicauan terbaru Musk).

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi menilai, alasan Elon Musk membatasi adalah agar pengguna Twitter tidak kecanduan serta bisa melakukan hal lain bersama teman dan keluarga, maka bisa menjadi peluang bagi pemerintah Indonesia.

"Melihat alasan Elon Musk, maka ada peluang bagi pemerintah untuk menggusulkan, agar supaya Twitter tidak disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab sehingga merugikan orang lain, untuk itu setiap akun perlu diverifikasi menggunakan kartu identitas, baik KTP maupun SIM," ujar Teddy melalui keterangan tertulis, Senin (3/7/2023).

"Pemerintah melalui Menkominfo pada tahun 2018 pernah mengatakan bahwa, usul media sosial menggunakan KTP itu bagus tapi harus dirembuk dengan pemilik media sosial. DPR pun pada tahun 2016 punya usul yang sama, termasuk MPR pada tahun 2021, mengeluarkan usul yang sama. Tapi itu semua hanya sekedar usulan," sambung dia.

Teddy menilai, semua usul itu tentu bisa dilaksanakan, tergantung dari keinginan pemilik aplikasi tersebut.

"Elon Musk sepertinya berbeda, maka ini kesempatan pemerintah untuk mengajak Elon Musk bekerjasama, bahwa aplikasi twitter kini banyak dipergunakan para pelaku kejahatan, tapi sulit untuk diproses hukum karena tidak memiliki identitas," kata dia.

"Jika sepakat, maka Twitter menjadi pelopor penggunaan kartu identitas resmi yang dikeluarkan oleh negara di setiap akun media sosial, agar supaya penggunaan media sosial menjadi sehat, karena pelaku kejahatan tidak bisa lagi menyembunyikan identitasnya," jelas Teddy.

 


Apa yang Terjadi dengan Twitter? Elon Musk Bikin Aturan Baru untuk Batasi Akses Pengguna

Logo Twitter (about.twitter.com)

Twitter, salah satu platform media sosial terbesar di dunia, sedang mengalami masalah besar akibat kebijakan baru CEO mereka, yakni Elon Musk.

Kebijakan tersebut adalah membatasi jumlah cuitan yang dapat dibaca oleh pengguna Twitter, terutama bagi pengguna baru dan pengguna gratisan.

Lewat postingan di akun Twitter pribadinya, Elon Musk mengatakan, pengguna tak terverifikasi (atau tak berbayar) hanya bisa membaca 600 cuitan perhari dan kemudian ditambah menjadi 800 kicauan.

Sedangkan pengguna baru tak terverifikasi, mereka hanya bisa membaca 300 cuitan (lalu ditambah menjadi 400 di kicauan terbaru Musk).

Dilansir BBC, Minggu 2 Juli 2023, pengguna Twitter terverifikasi pun ikut dibatasi, di mana mereka hanya dapat membaca 6000 cuitan (kemudian ditambah menjadi 8.000).

 


Alasan Elon Musk Batasi Akses Pengguna Twitter

Elon Musk berjalan dari pusat peradilan di Wilmington, Delaware, Amerika Serikat, Senin (12/7/2021). CEO Tesla tersebut menjadi saksi pertama dalam persidangan terkait masalah akuisisi SolarCity. (AP Photo/Matt Rourke)

Lalu apa yang menjadi alasan Elon Musk batasi akses ini? Dikutip dari cuitan di Twitter, Elon menyebut tindakan ini dilakukan karena besarnya jumlah data yang diambil (scraping) dari platform media sosial itu.

Dia juga menambahkan, batasan ini juga dibuat karena tingginya manipulasi sistem data di Twitter. Sayang, Elon tidak menjelaskan lebih dalam tentang apa yang dimaksud dengan manipulasi sistem ini.

"Ini merupakan tindakan darurat sementara. Kami mendapati pengambilan data besar-besaran, sehingga menurunkan kualitas layanan untuk pengguna biasa," tulis Musk di Twitter.

Sontak kebijakan baru Elon Musk ini menuai reaksi dari banyak pengguna Twitter, di mana mereka mengeluhkan linimasanya tidak bisa di refresh karena melewati batas.

 


Reaksi Warganet dengan Aturan Baru Twitter

Elon Musk. (Patrick Pleul/Pool via AP, File)

Saking ramainya pengguna yang mengeluh, keyword seperti Elon, Ini Twitter, #TwitterDown, #RIPTwitter dan Twitter Kenapa pun masuk trending topic.

"INI TWITTER KENAPA COBA???" tulis akun @L****.·Akun @s**** mencuitkan, "Makin mundur bgt si ini Twitter. Elon ngeselin bener."

"Sumpah makin gajelas ini twitter, kalo bisa bikin aplikasi sendiri gue bikin sendiri dah, ribet bgt twitter semenjak ada elon," kata @P****.

"Ini Twitter kenapa lagi," ujar @t****.

"Twitter di pegang bang jek jadi buron, terus ini twitter dipegang melon jadi makin gak jelas aja😊," tulis @ad****.

"Gaabis pikir bisa2nya dibikin kaya gini ini twitter 😐 kalo emang mau bedain yg bayar sama yg ngga di limit posting masih diterima. Lah ini limit baca tuh gimana konsepnya 🧐 scroll sekali juga udah 5 tuh nguranginnya 😒," ucap @C****.

Infografis Tekno Google Twitter revisi

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya