Soal Stok Serum Antibisa Ular, Menkes Terawan: Kita Petakan Dulu Kebutuhannya

Pemetaaan kebutuhan serum antibisa ular maka pengadaan dan penyaluran tepat sasaran.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Des 2019, 06:00 WIB
Ilustrasi ular (sumber: Pexels)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto mengatakan Kementerian Kesehatan kini tengah memetakan kebutuhan serum antibisa ular di berbagai daerah. Hal ini dilakukan terkait meningkatnya jumlah ular yang ditemui masyarakat akhir-akhir ini.

Pemetaan kebutuhan diperlukan mengingat tidak semua wilayah ada ancaman dari serangan hewan melata ini. "Karena itu, kita petakan mana daerah yang lebih banyak terkena ular. Jangan-jangan di Jakarta ada juga yang dekat sini," kata Terawan ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta, pada Jumat (20/12/2019) dikutip Antara.

Dengan adanya pemetaaan kebutuhan serum antibisa ular, maka pengadaan dan penyaluran tepat sasaran.

"Kalau ancamannya enggak ada, ngapain disediain? Boros tho. Deploy-nya (penyebarannya) harus tetap sasaran," kata Terawan.

Saksikan juga video menarik berikut:


Stok Serum Antibisa Ular di Jakarta

Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur ada tiga rumah sakit penyedia serum antibisa ular, menyusul fenomena bermunculannya ular kobra di sejumlah wilayah.

"Hingga 18 Desember 2019, ada tiga rumah sakit penyedia serum antibisa ular di Jakarta Timur," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur Indra Setiawan di Jakarta, Kamis.

Rumah sakit yang dimaksud adalah Rumah Sakit Persahabatan, RS Haji Jakarta dan RS Adhyaksa seperti dikutip Antara. 

RS Cipto Mangunkusumo juga menyediakan serum antibisa ular ini.

"Untuk serum anti-bisa ular, RSCM memang sudah siap sedia. Dari dulu itu ada (serum anti-bisa ular). Tapi sampai saat ini belum ada korban gigitan ular kobra yang berobat ke RSCM," ujar Direktur Utama RSCM Lies Dina Liastuti kepada Health Liputan6.com.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya