Liga Arab Kecam Langkah Brasil Buka Kantor Perdagangan di Yerusalem

Brasil membuka kantor perdagangan di Yerusalem pada Minggu 15 Desember dan akan memindahkan kantor kedutaan besarnya ke Yerusalem.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Des 2019, 15:34 WIB
Pertemuan darurat Liga Arab yang digelar secara mendadak pada 19 November 2017 di Kairo, Mesir. (AP Photo/Nariman El-Mofty)

Liputan6.com, Jakarta Brasil telah membuka kantor perdagangan di Yerusalem pada Minggu 15 Desember dan akan memindahkan kantor kedutaan besar negaranya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem pada 2020. Langkah Brasil ini menuai kecaman dari Liga Arab.

"Brasil telah melanggar hukum internasional dan resolusi legitimasi internasional terkait status hukum Yerusalem," kata Liga Arab dalam sebuah pernyataan menyusul pertemuan luar biasa tingkat perwakilan tetap yang diselenggarakan di Kairo, seperti dilansir Xinhua, Jumat (20/12/2019).

"Aksi sepihak dan ilegal ini merupakan bias terhadap Israel dan mendukung kebijakan ilegal Israel yang bertujuan untuk menguasai wilayah pendudukan Yerusalem Timur," tambah organisasi pan-Arab itu.

Liga Arab juga memperingatkan bahwa langkah-langkah politik praktis, diplomatik, dan ekonomi yang diperlukan akan diambil untuk menentang keputusan yang dibuat negara mana pun yang dapat merusak status hukum Yerusalem.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Israel Rebut Yerusalem

Ilustrasi Bendera Israel dan Yerusalem (AFP)

Israel merebut Yerusalem Timur dalam perang Timur Tengah pada 1967 dan kemudian menganeksasi wilayah tersebut, mengklaimnya sebagai bagian dari ibu kota Israel yang tak terpisahkan. Sementara bangsa Palestina menganggap Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara mereka di masa depan.

Sebagian besar masyarakat internasional juga memandang Yerusalem Timur sebagai wilayah Palestina yang diduduki.

Pada Desember 2017, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan pada Mei 2018 memindahkan Kedutaan Besar AS ke kota tersebut, sebuah langkah yang memicu gelombang kekerasan antara bangsa Israel dan Palestina.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya