Peserta Diklat Pencinta Alam di Jember Tewas usai Tenggak Cairan Anti Kutu Air

Setibanya di perkebunan, rombongan beristirahat kemudian mendirikan pos di sekitar Sungai Silo.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Des 2019, 16:00 WIB
Peserta saat berada di dalam tenda saat berkemah bersama di tebing Gunung Laojun, Louyang, Henan, China (16/7). Lebih dari 100 backpacker kamping bersama di tebing pada ketinggian 1.700 mdpl selama 2 hari satu malam. (Chinadaily/photo/IC)

Liputan6.com, Jember - Seorang pelajar SMA Negeri 2 Kabupaten Jember meninggal dunia saat mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat) bagi pencinta alam di kawasan Perkebunan Sentul di Desa Suci, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu (21/12) malam.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencama Daerah (BPBD) Jember Heru Widagdo mengatakan, bahwa pelajar bernama Rafditya Athaya R (16) berangkat dari sekolah ke perkebunan Sentul pada Sabtu (21/12) bersama rombongan anggota kelompok pencinta alam SMA Negeri 2 Jember.

Setibanya di perkebunan, rombongan beristirahat kemudian mendirikan pos di sekitar Sungai Silo.

"Berdasarkan keterangan saksi, sore harinya peserta atas nama Rafditya merasa haus, kemudian mengambil dan meminum cairan dari botol di tasnya yang ternyata campuran minyak dan bawang yang digunakan untuk anti kutu air," kata Heru di Jember, Minggu (22/12/2019), dilansir Antara.

Korban kemudian panik lalu menyemburkan minyak tersebut dan langsung minum air putih. "Rafditya kemudian kejang dan sempat pingsan, namun sadar kembali," kata Heru.

Tak lama kemudian korban tidak sadar lagi. Setelah menghangatkan tubuhnya menggunakan selimut, teman-teman pencinta alamnya lalu membawa korban ke Balai Desa Suci menggunakan sepeda motor.

"Karena detak jantungnya melemah," kata Heru.

Saat tiba di Balai Desa Suci pada malam hari, Rafditya sudah meninggal dunia. Siswa Kelas X jurusan MIPA di SMA Negeri 2 Jember itu diperkirakan meninggal dunia dalam perjalanan menuju Balai Desa Suci.

Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMA Negeri 2 Jember Eny Muffida saat dikonfirmasi melalui telepon seluler enggan memberikan keterangan mengenai kejadian itu.

"Kami sudah memberikan keterangan kepada aparat kepolisian di Polsek Panti, silakan konfirmasi di sana," katanya lalu buru-buru menutup telepon.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya