Tanta Ginting Jalani Tahun 2019 Penuh Warna, Ini Ceritanya

Membintangi 5 film sepanjang tahun ini membuat Tanta Ginting bersyukur. Ia menyebut 2019 tahun penuh warna.

oleh Wayan Diananto diperbarui 23 Des 2019, 12:00 WIB
Tanta Ginting. (Adrian Putra/Fimela.com)

Liputan6.com, Jakarta Membintangi 5 film sepanjang tahun ini membuat Tanta Ginting bersyukur. Ia menyebut 2019 tahun penuh warna. Terkait perkembangan industri layar lebar dalam negeri, Tanta Ginting menilai kondisi film Indonesia tahun ini jauh lebih baik. Penilaian Tanta Ginting ini bukan tanpa alasan.

Tanta Ginting menyebut, genre film Indonesia pada 2019 lebih kaya. Terbit genre-genre baru yang dikemas apik dan ternyata disambut penonton.

Pada 2019, ada genre pahlawan super Gundala karya Joko Anwar yang disambut 1,69 juta penonton lebih. Ada pula film thriller Perempuan Tanah Jahanam, masih karya Joko Anwar, yang tembus 1,7 juta penonton lebih.


Lebih Merata

Tanta Ginting. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

“Sangat menyenangkan. Bisa dibilang hampir semua genre sukses dan lebih merata. Ada banyak pilihan saat penonton ke bioskop. Film-maker jadi lebih percaya diri dalam menyuguhkan ide baru,” terang Tanta Ginting ketika dihubungi Showbiz Liputan6.com di Jakarta, baru-baru ini.

Kondisi ini beda dengan beberapa tahun sebelumnya, di mana film-maker tampak latah. Satu drama religi sukses, yang lain ikut-ikutan.


Hampir Semua Genre Ada

Tanta Ginting

“Sekarang, hampir semua genre ada. Lebih berwarna, tak cuma satu genre yang menjual. Horor masih punya tempat, komedi, dan biografi juga ada,” beri tahu bintang film 3 Dara dan Soekarno: Indonesia Merdeka.

Meski demikian, bukan berarti industri film domestik tak punya pekerjaan rumah.


Segmen Masing-masing

Tanta Ginting. (Daniel Kampua/Fimela.com)

Tanta Ginting mengingatkan pentingnya strategi promosi yang matang agar kesadaran masyarakat terhadap sebuah film terbangun sejak dini.

“Masih ada beberapa rumah produksi yang bingung menjajakan filmnya. Bagaimana membangun relasi dengan media mengingat setiap film punya karakter dan segmen masing-masing. Jadi strategi promosi itu tidak bisa di-copy paste,” ulas aktor kelahiran Jakarta, 16 Oktober 1981.


Strategi Yang Salah

Tanta Ginting

Pernah, Tanta Ginting diajak mempromosikan film aksi di sekolah berbasis komunitas dan agama. Ia menilai strategi ini tidak tepat sasaran. “Saat itu saya pikir strategi ini salah,” Tanta Ginting mengingat. Ia menambahkan, industri film Indonesia tengah bertumbuh. Kualitasnya membaik.

“Kalau memperhatikan teknik CGI di film Gundala dan Ratu Ilmu Hitam sangat oke. Belum lagi pergerakan penonton film Habibie dan Ainun 3 serta Imperfect, sangat melegakan. Saya turut happy, sih,” Tanta mengakhiri perbincangan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya