Liputan6.com, Garut - Pemerintah Garut, Jawa Barat, menargetkan raihan pengunjung liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2020, hingga 265 ribu pengunjung.
"Angka itu naik dari tahun lalu di angka 245 ribu pengunjung yang datang," ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Garut Budi Gangan Gumilar, di Mapolres Garut, beberapa waktu lalu.
Pertumbuhan destinawi wisata baru terutama beberapa desa wisata di Garut, menjadi energi baru bagi pelaku wisata, untuk menarik pengunjung.
"Kami akan membuat surat edaran ke setiap kepala SKPD, BUMN, Swasta dan lainnya, kunjungilah destinasi baru desa wisata," kata dia.
Sebut saja Desa Wisata Sindang Kasih di Cilawu, kemudian Desa Wisata Ciburial, Sukaratu, Ecopark di kawasan Kamojang, situ cangkuang. "Banyak di Garut itu desa wisata," ujar dia.
Baca Juga
Advertisement
Kondisi itu diperkuat dengan minimnya isu ancaman bencana alam, yang terjadi pada saat natal dan tahun baru kali ini.
"Kalau tahun kemarin ada isu Tsunami (di Banten), sehingga wilayah selatan (Pantai) kosong sekali, jadi wisata bergeraknya di wiayah sini dan utara," kata dia.
Dengan memperhatikan potensi yang ada, Lembaganya optimis raihan pengunjung yang datang ke Garut pada liburan Nataru tahun ini, lebih baik.
"Mudah-mudahan saat ini ada pemerataan (pengunjung) dengan tidak adanya isu (bencana alam)," kata dia.
Untuk mendukung rencana itu, lembaganya terus memperbaiki Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pembinaan, termasuk bimbingan teknis di setiap destinasi wisata.
"Termasuk perbaikan fasilitas untuk wisatawan kita siapkan," ujar dia.
Selain itu, lembaganya bakal menggencarkan sosialisasi mengenai kenyamanan berwisata di Garut, sehingga banyak wisatawan yang datang. "Ini yang diinisiasi polres bagaimana memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat," kata dia.
Ancaman Pungli
Budi menambahkan, selain pembinaan dan bimtek bagi bagi pelaku wisata Garut, hal lain yang menjadi perhatian lembaganya, yakni ancaman keberadaan pungli.
"Yang menjadi perhatian adalah Cipanas (Wisata air hangat) di Garut, kemudian di wilayah selatan," kata dia.
Menurut Budi, isu pungutan liar alias pungli, masih menjadi momok menakutkan bagi pengunjung wisata yang ingin datang ke kota Intan Garut, terutama saat libur natal dan tahun baru kali ini.
"Kalau dulu ke wilayah Darajat (Wisata Air Hangat) sangat banyak, sekarang menurun," ujar dia.
Untuk menekan hal itu, lembaganya berupaya menghimpun dan mengajak mereka untuk berperan aktif menjadi pengelola kawasan wisata.
"Sekarang mereka yang terlibat direkrut jadi anggota, dan sekarang relatif kecil, alhamdulillah berkurang," kata dia bangga.
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, lembaganya mencatat, beberapa modus pungli di kawasan destinasi wisata Garut yakni parkir liar. “Contohnya seperti di Talaga Bodas,” kata dia.
Kemudian, mencuci kendaraan milik pengunjung secara paksa, yang terjadi di daerah kawasan wisata air hangat Cipanas. "Itu biasanya terkait dengan cuci mobil," kata dia.
Dengan upaya penyadaran, serta sosialisasi, ia berharap ancaman pungli tersebut mesti menjadi tanggung jawab bersama lapisan masyarakat.
"Nanti hukum juga akan ditegakan dan diberikan sangksi, kita senantiasa melakukan monitoring," ujarnya.
Advertisement