Liputan6.com, Jakarta Down Syndrome termasuk dalam keterbatasan intelektual. Seperti dilansir dari mayoclinic.org, kebanyakan anak dengan down syndrome memiliki gangguan kognitif ringan atau sedang. Penyerapan tentang pelajaran bahasa berlangsung lambat dan ingatan jangka panjang atau pendek juga akan terpengaruh.
“Anak dengan down syndrome biasanya dapat didiagnosis sebelum atau saat dilahirkan. Berbicara kepada dokter dapat menjadi salah satu jalan jika ada hal-hal yang ingin ditanyakan mengenai tumbuh kembang anak,” tulis Mayo Clinic.
Advertisement
Sel dalam tubuh manusia umumnya terdiri dari 23 pasang kromosom. Satu dari setiap pasang datang dari ayah sedang sisanya dari ibu. Down syndrome terjadi ketika ada bagian sel abnormal tambahan di kromosom 21.
Salah satu penyebab down syndrome adalah trisomy 21 atau seseorang yang memiliki 3 salianan dari kromosom 21 yang seharusnya hanya dua salinan di setiap kromosom. Hal ini terjadi ketika sel telur dan sperma bertemu. Tidak diketahui faktor kebiasaan dan lingkungan yang menyebabkan down syndrome.
Down syndrome tidaklah diturunkan. Hal itu terjadi karena kesalahan dalam bagian sel selagi pembentukan bayi. Adapun yang diturunkan bisa saja potensi translokasi sel kromosomnya.
Beberapa orangtua memiliki risiko memiliki anak dengan down syndrome dengan beberapa faktor. Faktor tersebut diantaranya hamil ketika usia sudah tua.
"Wanita tua lebih berpotensi memiliki anak down syndrome karena sel telur yang dimiliki pun sudah tua," tulis Mayo Clinic.
Sel telur atau indung telur tua berpotensi memiliki masalah kromosom yang dapat menyebabkan terbentuknya anak dengan kelebihan kromosom. Usia tua di sini dimulai pada umur 35 tahun.