Tanggapan Istana soal Tudingan Jokowi Bentuk Geng Solo di Polri

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko membantah tudingan bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi ingin menonjolkan 'Geng Solo' di pucuk pimpinan kepolisian.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 23 Des 2019, 13:43 WIB
Kepala Staf Presiden Moeldoko saat wawancara dengan KLY di Jakarta, Rabu (16/1). Dalam wawancara tersebut Moeldoko memaparkan kinerja kerja pemerintahan Jokowi-JK hingga saat ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko membantah tudingan bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi ingin menonjolkan "Geng Solo" di pucuk pimpinan kepolisian. Tudingan ini sendiri muncul seiring diangkatnya Irjen Nana Sudjana menjadi Kapolda Metro Jaya.

Dia menegaskan tak mungkin seorang pemimpin mempertaruhkan posisinya demi menempatkan seseorang di jabatan strategis. Moeldoko sendiri mengakui bahwa dirinya saat menjadi Panglima TNI, juga memilih orang yang dikenalinya dan telah teruji prestasinya untuk menjadi asisten.

"Analognya seperti itulah kira-kira. Jadi, semua itu soal talent scoiting bukan karena apa itu political appointed bukan. Tetapi sekali lagi orang-orang tidak mungkin sebuah jabatan sangat strategis itu dipertaruhkan sembarangan, enggak mungkin," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (23/12/2019).

Moeldoko meyakini bahwa penempatan seseorang di jabatan strategis pasti atas berbagai pertimbangan dan kalkulasi yang matang. Menurut dia, para pemimpin akan melihat calon pembantunya yang memiliki loyalitas kepada atasannya, kepada organisasi, dan kepada negara.

"Yang ketiga memiliki integritas, memiliki integritas yang baik. Jadi, tiga hal itu selalu menjadi perhatian menjadi pertimbangan bagi seorang pemimpin untuk memilih pembantunya," jelasnya.

"Enggak mungkin sebuah jabatan yang sangat penting dipertaruhkan dengan cara-cara mendapatkan seseorang yang tidak terbukti hebat di lapangan," ucap Moeldoko.

Seperti diketahui, Irjen Nana Sudjana diangkat menjadi Kapolda Metro Jaya menggantikan Irjen Gatot Eddy Pramono. Gatot ditunjuk Kapolri Jenderal Idham Azis menjadi Wakapolri.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Prestasi Belum Menonjol

Pengangkatan Nana tersebut menuai pro-kontra dari Ketua Presidium Ind Police Watch Neta S Pane mengatakan. Dia menilai prestasi Nana selama berkarier di Korps Bayangkara terbilang biasa dan cenderung tak ada yang menonjol selama Nana menjabat Kapolda NTB.

Namun Nana memang pernah menjadi Kapolresta Solo saat Jokowi menjadi Wali Kota Solo. Setelah dinilai berhasil, Nana naik menjadi Wakapolda Jateng.

Neta lantas menyoroti Brigjen Pol Ahmad Lutfi yang setelah menjabat sebagai Kapolresta Solo, langsung mendapat promosi sebagai Wakapolda Jawa Tengah. Selain itu, Irjen Pol Listyo Sigit Prabowo yang menjabat sebagai Kabareskrim. Listyo sempat menjabat sebagai Kapolrestas Solo dan juga sebagai ajudan Jokowi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya