Popularitas Star Wars: The Rise of Skywalker Jadi Celah Hacker untuk Gaet Korban

Popularitas Star Wars: The Rise of Skywalker yang belum lama ini tayang di sejumlah bioskop Tanah Air menarik perhatian para hacker.

oleh Iskandar diperbarui 24 Des 2019, 09:00 WIB
Para pemain Star Wars: The Rise of Skywalker. (Foto: Dok. IMDb/ Walt Disney)

Liputan6.com, Jakarta - Popularitas Star Wars: The Rise of Skywalker yang belum lama ini tayang di sejumlah bioskop Tanah Air menarik perhatian para hacker.

Peneliti Kaspersky menemukan lebih dari 30 situs web palsu dan profil media sosial yang menyamar sebagai akun film resmi, mengumpulkan data kartu kredit pengguna dengan dalih syarat pendaftaran di portal.

Domain situs web yang digunakan untuk mengumpulkan data pribadi dan menyebarkan file berbahaya biasanya menyalin nama resmi film dan memberikan deskripsi menyeluruh serta konten pendukung lainnya, sehingga memperdaya pengguna untuk meyakini bahwa situs web tersebut berhubungan dengan film resmi.

Praktik semacam itu disebut 'SEO hitam' (Black SEO), yang memungkinkan para hacker untuk mempromosikan situs-situs phishing dan menempatkannya paling atas dalam hasil mesin pencari.

Tatiana Sidorina, Peneliti Keamanan Kaspersky mengatakan hal ini wajar karena hacker biasanya memanfaatkan topik-topik yang tengah populer di tengah masyarakat.

"Sudah menjadi hal wajar bagi para pelaku penipuan dan kejahatan siber untuk mencoba memanfaatkan topik-topik populer, dan 'Star Wars' menjadi kesempatan baik untuk skenario semacam itu di bulan ini," ujar Tatiana melalui keterangannya, Selasa (24/12/2019).

Di momen ini, Tatiana menuturkan, dimanfaatkan pelaku kejahatan siber berhasil mendorong situs web dan konten berbahaya ke dalam hasil pencarian.

"Maka dari itu para penggemar harus tetap berhati-hati setiap saat. Kami menyarankan pengguna untuk tidak jatuh pada skema penipuan seperti itu dan sebaliknya menikmati akhir dari saga di layar lebar,” pungkasnya.

 


Manfaatkan Twitter

Ilustrasi peretasan sistem komputer. (Sumber Pixabay)

Untuk lebih mendukung promosi situs web palsu, pelaku kejahatan siber juga memanfaatkan Twitter dan akun media sosial lainnya untuk mendistribusikan tautan ke konten.

Ditambah dengan file berbahaya yang dibagikan di torrent, memberikan hasil yang diinginkan oleh hacker. Sejauh ini, 83 pengguna terinfeksi oleh 65 file berbahaya yang menyamar sebagai salinan film terbaru yang akan tayang di bioskop.

Phishing bukan satu-satunya cara pelaku kejahatan siber memanfaatkan waralaba film populer. Sama seperti acara TV populer, mereka sering menyamarkan program berbahaya sebagai episode terbaru cerita.

 

 


Upaya Menginfeksi 37.772 pengguna

Ilustrasi (Sumber : beliefnet.com

Pada 2019, Kaspersky mendeteksi 285.103 upaya untuk menginfeksi 37.772 pengguna yang ingin menonton sekuel terakhir dari film bertema galaksi yang terkenal, ini menunjukkan peningkatan sebesar 10% dibandingkan tahun lalu.

Jumlah file unik yang digunakan untuk menargetkan pengguna berjumlah 11.499, dan ini menurun sebesar 30 persen pada tahun lalu.

Data menunjukkan bahwa, bahkan bertahun-tahun setelah pemutaran perdana film, sejumlah besar pengguna masih berusaha mengunduh file berbahaya dengan harapan dapat menonton petualangan luar angkasa yang terkenal ini secara gratis.

(Isk/Why)

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya