Liputan6.com, Jakarta - Surabaya adalah salah satu kota terbesar yang ada di Indonesia. Menyandang status sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Timur menjadikan Surabaya mempunyai banyak keberagaman pada masyarakatnya.
Bangunan-bangunan bersejarah menghiasi setiap sudut kota pahlawan ini mengingat Indonesia pada zaman dahulu dijajah oleh sekutu dari bangsa Eropa dan Asia (Jepang).
Baca Juga
Advertisement
Namun, bangsa Eropa yang banyak meninggalkan cerita dalam bentuk bangunan dan landmark. Sekarang, bangunan-bangunan bersejarah tersebut menjadi hak milik kota Surabaya. Bangunan-bangunan bergaya khas Eropa berdiri kokoh tanpa menentang zaman. Bangunan-bangunan itu mengikuti bagaimana sejarah berjalan dan berlari di kota pahlawan ini.
Dengan ada bangunan-bangunan tersebut, Surabaya seolah-olah mempunyai nuansa Eropa. Banyak bangunan yang menjadikan Surabaya rasa Eropa.
Mengutip dari laman facebook Love Suroboyo ada beberapa daerah di Surabaya yang bernuansa Eropa, yaitu Museum De Javasche Bank - Gedung Internatio - Taman Sejarah - Gedung Singa - Pabrik Siropen - Jalan Veteran - Museum Hidup Polrestabes - Gedung PTPN XI - Jalan Rajawali - Penjara Kalisosok.
Kali ini, Liputan6.com membahas, sejumlah tempat, gedung yang menghadirkan nuansa Eropa di Surabaya, seperti dikutip dari berbagai sumber, Rabu (25/12/2019):
1. Taman Sejarah
Dijuluki sebagai kota pahlawan dan kota sejuta taman, membuat Surabaya mempunyai kombinasi keduanya, yaitu Taman Sejarah. Taman Sejarah terletak di Jalan Taman Jayengrono No.2-4, Krembangan, Surabaya. Taman ini terletak di sebelah Jembatan Merah.
Mengutip dari surabaya.go.id, Taman Sejarah disebut-sebut sebagai saksi bisu kejadian masa lalu, yaitu perjuangan arek-arek Suroboyo melawan pasukan Inggris.
Taman sejarah ini dikelilingi oleh bangunan-bangunan yang mempunyai gaya arsitektur colonial Belanda. Bangunan-bangunannya antara lain adalah Jembatan Merah, Gedung Cerutu, Gedung Internatio, dan Gedung Garuda.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
2. Gedung Singa
2. Gedung Singa
Bangunan ini dinamakan Gedung Singa karena pada bagian depan gedung, terdapat dua patung singa bersayap yang menjadi ciri khas.
Gedung Singa dibangun pada 1901 pada masa kolonial Belanda. Mengutip dari @lovesuroboyo, bagian dalam dari gedung ini masih asli.
Dahulu, gedung tersebut merupakan Kantor Perusahaan Umum Asuransi Jiwa dan Tunjangan Hari Tua (Algemeene Maatschappij van Levensverzekering en Lijfrente). Pada masanya, industri ini menjadi perusahaan asuransi jiwa yang paling besar di Belanda yang resmi berdiri pada 1880, dan kemudian gulung tikar pada 1921.
Atas hasil penelusuran dari berbagai sumber,pada saat masih menjadi gedung Algemeene, di bagian atas gedung terdapat sebuah papan tulisan yang menunjukan kalau gedungnya pernah ditempati oleh PT. Aperdi Djawa Maluku.
Gedung ini dirancang oleh arsitek bernama Hendrik Petrus Berlage dan mempunyai desain Art Nouveau dengan lengkungan bata merah khas Berlage.
Dua patung singa tadi yang terletak di pintu masuk gedung juga merupakan karya Berlage. Singa Jantan di sisi Selatan, sedangkan singa betina di sisi Utara.
Pemerintahan Kota Surabaya menetapkan Gedung Singa yang berada di Jalan Jembatan Merah Nomor 19-23 ini sebagai salah satu bangunan cagar budaya.
3. Pabrik Siropen Telasih
Selain Taman Sejarah dan Gedung Singa, Surabaya juga digadang-gadang mempunyai pabrik sirup pertama di Indonesia.
Pada 2002, pabrik Siropen Telasih masuk dalam PT Pabrik Es Wira Jatim yang merupakan holding company dari PT Panca Wira Usaha Jawa Timur. Mengutip Surabaya.go.id, pada Maret 2015, pabrik rumahan ini juga menjadi bangunan cagar budaya Surabaya.
Sirup ini berdiri sejak 1923. Sirup tersebut diproduksi di Pabrik Limoen J.C Van Drongelen and Hellfach. Hellfach merupakan tempat pembuatan botol kaca di zaman Belanda.
Produk dari Pabrik Siropen Telasih ini adalah Siropen Telasih. Siropen dalam bahasa Belanda artinya adalah sirup, sedangkan Telasih hanya penyebutan yang ditambahkan usai diambil alih oleh Pemerintah Indonesia. Pabrik Siropen Telasih ini terletak di Jalan Mliwis No.5, Krembangan Sel., Kec. Krembangan, Kota Surabaya.
Advertisement
4. Gedung PTPN XI
4. Gedung PTPN XI
Gedung PTPN XI adalah gedung peninggalan masa colonial Belanda. Dulunya, Gedung PTPN adalah gedung Haandels Vereeniging Amsterdam (HVA) Comidites Straat atau disebut asosiasi pedagang Amsterdam. Gedung HVA didirikan pada 1878.
Gedung PTPN XI dirancang oleh arsitek bernama Hulswit, Fermont, dan Ed.Cuypers. Gedung ini dibangun pada 1911, selesai pada 1921 dan diresmikan pada 18 April 1925.
Direktur Utama PTPN XI, Daniyanto menuturkan, gedung PTPN XI sebagai kawasan cagar budaya, perawatan gedung dilakukan oleh PTPN XI dengan mengacu kepada aturan pemerintah terutama Pemerintah Kota Surabaya terhadap kawasan cagar budaya.
Gedung ini memiliki bunker atau ruang bawah tanah. Gedung ini juga mempunyai relief menanam tebu karena itu adalah bagian aktivitas perkebunan di masa Belanda, dan relief panen kopi.
(Shafa Tasha Fadhila - Mahasiswa PNJ)