Liputan6.com, Jakarta Penyandang tuna netra memang tidak dapat melihat, namun, mereka masih memiliki visi dan misi untuk masa depan cemerlang. Hal ini diyakini oleh Nurfendi, ia adalah salah satu atlet cabang olahraga goal ball yang akan bertanding di ASEAN Para Games 2020 mendatang.
Nurfendi yakin betul keterbatasan bukan penghalang baginya untuk meraih apa yang ia inginkan. Ucapannya ini dibuktikan dengan medali yang pernah ia dapatkan dalam kejuaraan nasional.
Advertisement
“Saya atlet yang ngacak, awalnya di atletik, sempat mengikuti kejuaraan nasional kemudian pernah juga di paracycling. Dari kejuaraan itu, saya mendapat satu perak dan satu perunggu,” kata Nurfendi usai latihan di Solo, Kamis (19/12/2019).
Nurfendi berkisah, dirinya bergabung di goal ball sejak 2018. Pria asal Yogyakarta ini adalah salah satu dari dua atlet terpilih yang mewakili daerah asalnya.
Goal Ball sendiri adalah salah satu jenis cabang olahraga yang menggunakan bola yang bersuara ketika dilempar. Ada dua gawang dalam permainan ini, setiap gawang dijaga oleh tiga orang. Pemain lain bertugas untuk memasukkan bola ke dalam gawang dengan cara dilemparkan. Cabang olahraga goal ball ini dikhususkan untuk penyandang disabilitas tuna netra saja.
“Kami latihan setiap hari kecuali Minggu, pukul 6.30 sudah berangkat. Latihannya sudah dilakukan sejak Mei, pelatihnya kebanyakan dari UNS Solo,” kata Nurfendi.
Nurfendi juga menargetkan satu emas dari cabang olahraga ini. “Karena ini olahraga grup jadi targetnya satu medali,” ujarnya.
Motivasi Utama Nurfendi
Sebagai atlet, Nurfendi mengaku telah merasakan susah senangnya berlatih. “Yang namanya manusia kalau lagi capai pasti mengeluh tapi kalau lagi senang suka lupa aja sama capainya,” ujarnya.
Ia juga mengatakan, motivasi utamanya dalam bertahan adalah kedua orangtua dan keluarga. Ia juga memiliki tujuan untuk mengharumkan nama bangsa dan negara.
Melalui olahraga ia bisa mendapatkan pengalaman yang tak terlupakan. Menurutnya, pengalaman yang paling berharga adalah ketika mampu membuktikan kepada semua orang bahwa kekurangannya bukanlah pembatas.
“Kita masih bisa berbuat lebih dari seperti yang orang pikirkan,” katanya.
Pengalaman lainnya yang ia sukai adalah ketika ia bisa bertemu dan berkenalan dengan atlet-atlet dari luar negeri. Ia berharap masih dapat bertanding di kejuaraan-kejuaraan selanjutnya bersama timnya.
“Intinya dalam hidup tuh harus punya semangat dan punya tujuan jangan mudah menyerah dan putus asa untuk mencoba hal yang baru,” pungkasnya.
Advertisement