Konsumsi Listrik pada Natal dan Tahun Baru Diprediksi Turun 30 Persen

Menurunnya konsumsi listrik tersebut disebabkan banyaknya industri yang mengurangi aktivitas.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 23 Des 2019, 18:13 WIB
kunjungan kerja Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam rangka melihat kesiapan pasokan listrik Natal dan Tahun Baru di PLN P2B Gandul.

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) memperkirakan beban puncak kelistrikan, khususnya sistem Jawa-Bali pada libur Natal dan Tahun Baru mengalami penurunan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

Pelaksana tugas Direktur Utama PLN, Sripeni Inten Cahyani mengatakan, penurunan konsumsi listrik saat Natal dan Tahun Baru mencapai 30 persen.‎

‎Pada 24 Desember 2019, beban puncak listrik ‎sistem Jawa Bali diperkirakan mencapai 23.753 Mega Watt (MW). Sehari kemudian atau pada 25 Desember 2019 turun menjadi 21.364 MW. Pada 1 Januari 2020 kembali menurun menjadi 19.364‎ MW.

"Pasokan listrik di seluruh sistem cukup dan siap menghadapi perayaan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020,” kata Inten, di Pusat Pengatur Beban (P2B), Gendul, Depok Jawa Barat, Senin (23/12/2019).

Inten mengungkapkan, menurunnya konsumsi listrik tersebut disebabkan banyaknya industri yang mengurangi aktivitasnya, sehingga daya listrik tersebut dapat digunakan untuk kebutuhan perayaaan natal dan tahun baru.

Secara umum, pasokan daya listrik di seluruh Indonesia pada 22 sistem besar kelistrikan termasuk diluar sistem besar dalam kondisi cukup dan aman. Khusus untuk, sistem Jawa-Bali memiliki daya mampu mencapai 36.942 Megawatt (MW) dengan beban puncak tertinggi sepanjang tahun 2019 sebesar 27.973,4 MW, cadangan listrik mencapai 8.968,6 MW.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Sistem di Luar Jawa-Bali

kunjungan kerja Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam rangka melihat kesiapan pasokan listrik Natal dan Tahun Baru di PLN P2B Gandul.

Beberapa kondisi sistem yang di luar Jawa Bali sejak 18 Desember 2019 meliputi Sistem Sumatera memiliki daya mampu tertinggi 6728 MW dengan beban puncak tertinggi yang pernah terjadi di tahun 2019 sebesar 5.702 MW, sehingga terdapat cadangan 1.026 MW.

Sistem Batam dan Bintan memiliki daya mampu 535 MW dengan beban puncak 361.4 MW sehingga terdapat cadangan 173,6 MW. Sistem Kalimantan memiliki daya mampu 1.400 MW dengan beban puncak sebesar 1.048 MW sehingga terdapat cadangan 352 MW.

Sistem Sulawesi Bagian Utara meliputi Sulawesi Utara dan Gurontalo memiliki daya mampu 511,2 MW dengan beban puncak 378,2 MW, sehingga terdapat cadangan 133 MW. Sistem Sulawesi Bagian Selatan meliputi Sulawesi Selatan, Tenggara, dan sebagian Tengah memiliki daya mampu 1680,2 MW dengan beban puncak 1247,2 MW sehingga terdapat cadangan 433 MW.

 


Lombok dan Flores

Sistem Lombok memiliki daya mampu 287 MW dengan beban puncak 255 MW sehingga terdapat cadangan 32 MW. Sistem Flores Timur memiliki daya mampu 126 MW dengan beban puncak 100 MW sehingga terdapat cadangan 26 MW.

Sistem Flores Barat memiliki daya mampu sebesar 36,3 MW dengan beban puncak sebesar 30 MW sehingga terdapat cadangan 6,3 MW. Sistem Ambon memiliki daya mampu sebesar 99 MW dengan beban puncak 57 MW sehingga terdapat cadangan 42 MW. Sistem Jayapura memiliki daya mampu sebesar 108 MW dengan beban puncak sebesar 83 MW sehingga terdapat cadangan 35 MW.

"Sementara pasokan daya untuk sistem isolated tersebar di seluruh Indonesia dalam keadaan cukup," tandasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya