Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi pesan pesaing WhatsApp, ToTok, ternyata melakukan pengintaian terhadap penggunanya. Menurut informasi dari seorang pejabat intelijen Amerika, aplikasi ini digunakan oleh Pemerintah Uni Emirat Arab untuk melacak tiap percakapan, gerakan, hubungan, janji temu, suara, dan gambar dari pengguna yang memasang ToTok di smartphone mereka.
Baca Juga
Advertisement
Mengutip laman The New York Times, Selasa (24/12/2019), ToTok diperkenalkan beberapa bulan lalu dan sudah diunduh jutaan kali dari toko aplikasi Google dan Apple.
Kebanyakan penggunanya berasal dari Timur Tengah, Eropa, Asia, Afrika, dan Amerika Utara. Mayoritas penggunanya dari Emirat Arab. Karena popularitasnya, App Annie menobatkan ToTok sebagai aplikasi medsos yang paling banyak diunduh di AS pada pekan lalu.
Google kemudian menghapus aplikasi ToTok di PlayStore setelah menentukan bahwa aplikasi ini melanggar kebijakan. Tak hanya itu, Apple juga menghapus ToTok App Store dan masih meneliti aplikasi tersebut.
Pengguna Perlu Hapus Aplikasi
Para pengguna ToTok yang sudah mengunduh aplikasi masih akan dapat menggunakannya hingga mereka menghapusnya.
Menurut wawancara dengan seorang pejabat, ToTok menjadi senjata digital untuk memata-matai suatu negara.
Negara-negara di teluk Persia seperti Arab Saudi, Uni Emirate Arab, dan Qatar sebelumnya telah beralih ke kontraktor swasta untuk meretas pesaingnya.
Namun dengan adanya ToTok, pemerintah dapat memata-matai target mereka yang secara sukarela menyerahkan informasi pribadi lewat aplikasi ini.
Advertisement
Terafiliasi Perusahaan Intelijen Siber
Berdasarkan analisis teknis dan wawancara dengan para pakar keamanan komputer, perusahaan di belakang ToTok, Breej Holding, kemungkinan besar berafiliasi dengan DarkMatter.
DarkMatter merupakan perusahaan intelijen siber berbasis di Abu Dhabi.
Penilaian intelijen dan analisis teknis juga menghubungkan ToTok dan Pax AI, sebuah perusahaan penambangan data yang berbasis di Abu Dhabi yang terkait dengan DarkMatter.
(Tin/Why)