Pemprov DKI: Pemindahan Instalasi Batu Gabion Hanya Sementara

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membongkar instalasi bebatuan Gabion di kawasan Bundaran HI Jakarta, Senin 23 Desember 2019 malam.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 24 Des 2019, 15:58 WIB
Warga berfoto di area taman dekat Instalasi Gabion saat CFD di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (25/8/2019). Instalasi Gabion berdiri di lokasi bekas seni anyaman bambu Getah Getih dan diletakkan bebatuan sebagai penghias. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membongkar instalasi bebatuan Gabion di kawasan Bundaran HI Jakarta, Senin 23 Desember 2019 malam. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi DKI Jakarta, Suzi Marsitawati mengatakan, pembongkaran itu hanya sementara.

"Iya (dibongkar) sementara," kata Suzi soal pembongkaran instalasi Gabion kepada Liputan6.com, Jakarta, Selasa (25/12/2019).

Menurut dia, pembongkaran dilakukan untuk memperlancar perayaan tahun baru. Sebab, salah satu titik panggung hiburan tahun baru, memang akan berada di sekitar Bundaran HI.

"Untuk persiapan penyelenggaraan acara tahun baru untuk warga jakarta di Bundaran HI," ujar Suzi.

Usai acara tahun baru, Dinas Kehutanan akan membangun kembali instalasi batu Gabion tersebut. Oleh karena itu, dia menegaskan, pembongkaran ini hanya untuk sementara.

 

Saksikan Video Berikut Ini:


Filosofi

Anak-anak berjalan-jalan di area taman dekat Instalasi Gabion saat CFD di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (25/8/2019). Pengadaan Instalasi Gabion ini menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Dinas Kehutanan DKI sebesar Rp 150 juta. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Pemprov DKI menyebut, instalasi batu Gabion ini memiliki filosofi sendiri. Suzi mengatakan, ada tiga pilar yang menggambarkan tiga elemen, yakni tanah, air, dan udara.

"Jadi penyelarasan lingkungan di mana di bawahnya kita tanam-tanaman juga," ujar Suzi.

Jenis tanaman yang ditanam di area instalasi itu adalah tanaman antipolutan seperti bougenvile, lolipop, dan sansevieria atau lidah mertua. Tanaman ini diharapkan bisa membantu mengurangi polusi yang kondisinya cukup buruk di Jakarta.

Anggaran instalasi batu ini bernilai sekitar Rp 150 juta. Tanaman itu juga dipilih karena memiliki daya tahan tinggi terhadap kondisi cuaca Jakarta.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya