London - Manajer Chelsea, Frank Lampard memberikan pembelaan kepada Antonio Rudiger setelah ia mendapat kritik dari Jose Mourinho.
Antonio Rudiger mengalami tindakan rasialis dari suporter Tottenham Hotspur. Bek tengah Chelsea inimenumpahkan kekecewaannya lewat akun Twitter pribadinya.
Advertisement
"Saya harap para pelaku segera ditemukan dan Tottenham memberikan hukuman. Di stadion modern seperti Tottenham Hotspur Stadium, di mana banyak kamera di sana, seharusnya sangat mungkin menangkap pelaku," tulis Rudiger di laman resmi Twitter-nya.
Rudiger juga berharap ada saksi mata yang mau memberikan informasi. Ia sangat menyayangkan tindakan rasialis masih terjadi di pengujung 2019.
"Kalau tidak, pasti ada saksi mata di stadion yang melihat dan mendengar insiden tersebut. Sungguh memalukan aksi rasialis masih ada tahun 2019. Kapan hal ini akan berhenti?" katanya lagi.
Akan tetapi, Mourinho justru menggarisbawahi kartu merah Son Heung-min. Seperti diketahui, Son diusir wasit karena terlibat insiden dengan Rudiger dalam laga Tottenham kontra Chelsea.
Mourinho menyayangkan sikap Rudiger di lapangan yang dianggapnya berlebihan. Tekel Son, menurut manajer Tottenham Hotspur itu, tidaklah separah yang terlihat.
"Saya tidak mau membicarakan insiden rasialisme yang menimpa Antonio Rudiger. Saya berbicara tentang insiden kartu merah Son Heung-min," ungkap Mourinho.
"Di pentas Premier League, tidak ada tempat untuk apa yang dilakukan Rudiger. Berdiri dan bermain, bro. Ini Premier League," tambahnya dengan nada nyinyir.
Video
Kekecewaan Lampard
Lampard yang mengetahui tanggapan tersebut merasa sangat kecewa. Menurutnya, bukan sesuatu yang bijak untuk mempertanyakan integritas Rudiger di saat si pemain sedang dirundung persoalan rasiaslisme.
"Rudiger mengunggah keluh kesahnya usai pertandingan, ini bukan perkara sembarangan, ia mendapat tindakan rasilias," balas Lampard.
"Mempertanyakan integritasnya sungguh membuat saya kecewa."
"Yang saya dengar dari mulut Mourinho di konferensi pers hanya soal kartu merah. Mungkin dia benar, bahwa tekelnya tidak brutal, tapi hal itu tidak diperbolehkan di sepak bola modern," katanya lagi.
Sumber: Sky Sports
Disadur dari Bola.com (Gregah Nurikhsani/Wiwig Prayugi, published 24/12/2019)
Advertisement