Liputan6.com, Jakarta - 7 kecamatan di Karanganyar, Jawa Tengah, pada Rabu 26 Desember 2007 silam dilanda bencana longsor. Rumah warga yang berada persis di sekitar lereng Gunung Lawu, rata tertimbun tanah.
Dikutip dari berbagai sumber, longsor terjadi ketika warga sedang terlelap. 58 orang dilaporkan tewas dalam bencana ini. Hujan deras sehari semalam diduga jadi penyebab longsor.
Bupati Karanganyar, Rina Iriani mengatakan, tanah longsor terjadi di Kecamatan Tawangmangu, Metesih, Jumapolo, Jenawi, Kerja, Ngargoyoso, dan Jatiyoso. Menurut Rina, korban terbanyak ditemukan di Dusun Mogol Ledoksari, Tawangmangu.
Di lokasi ini, 36 orang dinyatakan tewas. Pada pagi harinya, ratusan aparat TNI dan Polri dibantu masyarakat melakukan pencarian terhadap korban timbunan longsor.
Namun tak mudah untuk mencapai lokasi. Bahkan, alat berat pun sulit menembus masuk ke desa terdampak longsor.
"Terpaksa evakuasi dilakukan secara manual," kata Kapolwil Surakarta, Komisaris Besar Yotje Mende.
Para petugas dan relawan yang melakukan evakuasi hanya menggunakan alat seadanya. Sedangkan timbunan tanah yang mereka gali tingginya mencapai 5 meter lebih.
Baca Juga
Advertisement
Seorang warga Mogol Ledoksari, Joyosentono (54) menceritakan, peristiwa mengerikan yang terjadi pada malam itu. Menurutnya, ada dua kali longsoran yang terjadi di desa mereka.
Kejadian pertama sekira pukul 02.00 WIB dan menyebabkan sekitar lima rumah warga terkena longsoran.
"Tanahnya menutupi jalan desa sampai selutut. Warga kemudian kerja bakti membersihkannya malam itu juga," katanya.
Longsoran kedua terjadi sekira pukul 04.00 WIB. Ketika itu sebagian warga masih berkumpul di rumah Wardi, yang membuatkan minuman. Pada saat itulah, bukit setinggi kurang lebih 50-an meter ambrol dengan disertai suara gemuruh.
"Di rumah Wardi paling banyak korbannya, ada 15 orang, berasal dari tiga keluarga," kata Joyosentono.
Sementara Kepala Kesatuan Pembangunan dan Perlindungan Masyarakata (Kesbanglinmas) Karanganyar, Suharno menyebut bahwa longsor tersebut merupakan bencana terburuk di wilayah Kabupaten Karanganyar.
"Ada tujuh titik longsor, belum termasuk longsor di jalan menuju Tawangmangu di desa Plumbon, yang membuat Tawangmangu terputus," kata dia.
Suharno mengatakan, selain di Ledoksari, tanah longsor juga terjadi di Jumapolo yang mengakibatkan delapan orang meninggal, lalu di Kecamatan Jenawi tiga tewas, di Kecamatan Kerjo sebanyak 5 orang juga tewas. Di Matesih 3 orang meninggal, di Jatiyoso dan Ngagoyoso masing-masing satu tewas.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Tanggap Darurat
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) langsung merespons ketika mengetahui bencana longsor mengubur sejumlah desa di Karanganyar, Jawa Tengah.
SBY menginstruksikan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Mardiyanto agar segera turun mengatasi longsor di Desa Monggol, Kecamatan Tawangmangu.
"Mendagri yang dikirim, karena Mensos sedang berada di Aceh untuk hadiri peringatan Tsunami," jelas jubir Presiden Andi Malarangeng saat mendampingi Presiden SBY dalam acara simulasi kesiapsiagaan menghadapi tsunami, di Cilegon, Banten, Rabu 26 Desember 2007.
Andi mengatakan, Presiden SBY menerima laporan bahwa 3 orang berhasil selamat, sedangkan 58 orang masih belum ditemukan.
"Presiden juga meminta Satkorlak dan TNI untuk segera melakukan langkah-langkah tanggap darurat untuk mengatasi bencana longsor," jelasnya.
Advertisement
Lingkungan Rusak
Korban tewas akibat bencana longsor di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, terus bertambah. Laporan terakhir, korban tewas menjadi 64 orang.
Dari 37 orang yang tertimbun longsor, baru lima jenazah bisa dievakuasi. Demikian diungkapkan Bupati Karanganyar Rina Iriani Rabu 26 Desember 2007.
Rina menambahkan, proses evakuasi terhambat karena alat berat tidak bisa masuk ke lokasi longsor. Karena itu, Rina telah meminta bantuan kepada TNI, Polri, serta masyarakat guna membantu evakuasi secara manual.
"Proses evakuasi ini akan saya tunggui dan kalau bisa selesai malam ini," kata dia.
Sementara akses jalan ke Tawangmangu yang tadi pagi lumpuh, kini sudah bisa dilalui. Rina menjelaskan, tanah longsor di Kabupaten Karanganyar diakibatkan oleh curah hujan yang sangat tinggi. Selain menyebabkan bencana longsor di bagian timur Karanganyar, hujan juga membuat bagian barat Karanganyar banjir akibat meluapnya Sungai Bengawan Solo.
Dia membantah jika bencana tanah longsor disebabkan rusaknya lingkungan di sekitar lereng Gunung Lawu. Rina justru menilai warga Tawangmangu justru konsen terhadap penanaman pohon.
"Dan itu tak merusak lingkungan," jelas Rina. Tetapi Rina mengakui jika tanah di wilayah yang terkena longsor memang sangat labil.
Karena itu, sebelum musim hujan tiba, Rina bersama jajarannya sudah melakukan antisipasi. "Tapi hujan yang sehari semalam sangat deras dan tidak henti-hentinya menyebabkan longsor. Dan ini di luar prediksi kita," tutur Rina.