Selain Indonesia, Gerhana Matahari Cincin Terakhir Pada 2019 Juga Terlihat di Negara Ini

Gerhana matahari cincin terakhir di 2019 akan segera terlihat.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 25 Des 2019, 19:44 WIB
THUMBNAIL GERHANA MATAHARI CINCIN

Liputan6.com, Jakarta - Gerhana matahari terakhir pada 2019 akan terlihat pada Kamis 26 Desember 2019 besok. Gerhana matahari cincin itu juga bisa dinikmati di negara-negara Arab, India, hingga Asia Tenggara selain Indonesia.

Melansir Forbes, Rabu (25/12/2019), gerhana matahari cincin ini juga bisa terlihat di Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, Oman, bagian selatan India, bagian utara Sri Lanka, Samudera Hindia, Malaysia, Singapura, Filipina dan Pulau Guam.

Warga Australia juga berkesempatan melihat gerhana matahari sebagian.

Di Arab Saudi, gerhana akan tampak begitu matahari terbit selama beberapa menit. Di Guam, gerhana baru tampak ketika matahari terbenam.

Gerhana matahari cincin di Indonesia diprediksi akan dimulai pukul 12.15 WIB dan memasuki fase puncak pada 12.17 WIB. Namun, tidak semua daerah bisa melihat dengan jelas. 

Menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), hanya ada beberapa wilayah yang bisa dengan jelas menyaksikan gerhana matahari cincin.

Gerhana matahari cincin bisa diamati di Padang Sidempuan, Sibolga, Kabupaten Siak, Kepulauan Riau, dan sebagian Kalimantan Barat bagian utara, yakni di Kabupaten Singkawang.

Menurut data EclipseWise, gerhana matahari cincin pada Desember ini adalah gerhana matahari ketiga dan terakhir di 2019. Pertama terjadi pada 6 Januari 2019 yaitu gerhana matahari sebagian dan kemudian gerhana matahari total pada Juli lalu.

Gerhana matahari total pada Juli lalu terlihat di wilayah Amerika Selatan, sementara gerhana sebagian terlihat di bagian utar dunia. Artinya, gerhana matahari cincin ini adalah yang pertama kali dilihat Indonesia tahun ini. 

Gerhana matahari selanjutnya yang bisa dinikmati masyarakat Indonesia dan Asia Tenggara dapat terlihat pada April 2023 mendatang.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Perhatikan 3 Efek Gerhana Matahari Cincin Ini

Ilustrasi Gerhana Matahari. (Ist)

Gerhana matahari cincin akan muncul di Indonesia pada Kamis, 26 Desember 2019 mendatang. Fenomena alam ini bisa dilihat jelas di beberapa wilayah Indonesia.

Gerhana tersebut diprediksi berakhir pukul 12.19 WIB. Secara rentang waktu, gerhana matahari cincin hanya terjadi kurang lebih empat menit dan terlihat jelas di beberapa wilayah.

"Masyarakat harus diberi edukasi karena tidak semua bagian di Indonesia mengalami fenomena ini, karenanya ini bisa menjadi potensi destinasi wisata yang bisa mengedukasi," kata Sestama LAPAN Erna Sri Adiningsih di Kantor LAPAN.

Meski terlihat menakjubkan, ternyata ada beberapa efek selama gerhana matahari cincin berlangsung. Berikut efek yang akan terjadi selama gerhana matahari cincin:


1. Ganggu Gravitasi Bumi

Ilustrasi Bumi (NASA)

Gerhana matahari cincin ternyata bisa mengganggu kondisi bumi. Para ilmuwan menjelaskan ada efek pada gravitasi Bumi saat gerhana berlangsung. Salah satu yang akan terjadi adalah gelombang tinggi di sekitar pantai.

Imbas lainnya yang masih bersangkutan adalah Gerhana Matahari Cincin bisa menghambat pemanasan dan ionisasi di lapisan atmosfer bumi.


2. Gangguan Telekomunikasi

Ilustrasi Smartphone Android, Gadget. Kredit: Pexels via Pixabay

Gerhana matahari cincin juga bisa mengganggu sinyal telekomunikasi karena kurangnya cahaya. Saat gerhana terjadi, ionisasi mengalami penurunan.

Padahal, ionisasi sangat berperan mempercepat frekuensi telekomunikasi.


Ganggu Kesehatan Mata

Gerhana Matahari Cincin (GMC). (Dokumentasi BMKG)

Gerhana matahari cincin sangat berbahaya jika melihat langsung dengan mata telanjang. Efeknya bisa sangat berbahaya bisa menyebabkan kerusakan permanen pada retina hingga menyebabkan kebutaan.

Jika ingin melihat gerhana ini, disarankan kacamata matahari. Kacamata ini bukan kacamata hitam biasa, melainkan kacamata berlensa khusus untuk menghalangi cahaya matahari.

Atau bisa juga menggunakan teleskop atau binokular. Penggunaan binokular serupa dengan kamera lubang jarum. Bedanya, citra Matahari diproyeksikan melalui lensa pembesar.

Penggunaan binokular atau teleskop dapat menghasilkan proyeksi gerhana yang lebih besar dan tajam dibandingkan kamera lubang jarum.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya