Mahfud Kesal Omongan Soal Uighur Dibenturkan dengan Moeldoko

Menko Polhukam Mahfud MD kesal pernyataannya soal Muslim Uighur di Tiongkok dibenturkan dengan pernyataan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

oleh Yopi Makdori diperbarui 25 Des 2019, 18:07 WIB
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD memberi pandangan saat diskusi persoalan dualisme kepemimpinan di tubuh Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di Jakarta, Rabu (13/2). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Menko Polhukam Mahfud MD kesal pernyataannya soal Muslim Uighur di Tiongkok dibenturkan dengan pernyataan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Dia menegaskan, tidak ada perbedaan pendapat antara dirinya dengan Moeldoko. Mahfud bilang, wartawan yang mengutip pernyataannya ngaco.

Dia pun menegaskan, pernyataannya terkait akan melakukan diplomasi lunak itu berarti tidak langsung ikut campur.

"Ini wartawan sekarang ini ngaco, Pak Moeldoko bilang kita ndak ikut campur, saya bilang juga ndak ikut campur, tapi kita diplomasi lunak, diplomasi lunak itu artinya bicara apa tidak langsung ikut campur," ujar Mahfud di kediaman Menkominfo, Cilandak, Jakarta, Rabu (25/12/2019).

"Lalu dipertentangkan, Pak Moeldoko bilang tidak ikut campur, Pak Mahfud diplomasi lunak. Diplomasi lunak itu ya tidak ikut campur," tegasnya.

Mahfud menjelaskan, kalau ikut campur Indonesia akan langsung berhadapan dengan Tiongkok. Tetapi, karena diplomasi lunak, Indonesia hanya akan menanyakan kepada duta besar. Dia menegaskan tidak ada Indonesia melakukan intervensi.

"Kalau ikut campur kan langsung berhadapan. Ini ndak ikut campur ya kita lunak aja seperti saya panggil dubesnya. Gimana, oke Indonesia ndak akan intervensi," ucapnya.

Karenanya, dia menegaskan kembali bahwa tidak ada perbedaan pendapat dengan Moeldoko. Dia menuding media memang bikin judul bombastis.

"Sama persis kok kalimat saya dengan Pak Moeldoko. Tapi kalau media-media zaman sekarang ini judulnya bombastis. Jangan suka gitu lah," kata dia.


Banta Beda Sikap

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD membantah isu adanya keretakan di dalam menyikapi nasib etnis Uighur di Xinjiang, China.

Dalam cuitan media sosial Twitter @mohmahfudmd, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu mengatakan isu keretakan muncul antara dirinya dengan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko karena perbedaan pernyataan (statement) diplomasi untuk China terkait etnis Uighur. Dia menegaskan, antara dirinya dan Moeldoko mempunyai sikap yang sama.

"Omong kosong tentang kabinet retak karena perbedaan statement Mahfud Md dan Moeldoko soal Uighur. Pernyataan kami malah sinkron kok dibilang retak," cuit Mahfud.

Menurut Mahfud, Moeldoko mengatakan jika pemerintah Republik Indonesia tidak akan mengintervensi dalam urusan etnis Uighur. Sementara Mahfud mengatakan pemerintah melakukan diplomasi lunak.

"Dimana pertentangannya? Saya mengatakan diplomasi lunak justru karena tidak mau intervensi. Klop, kan?" cuit Mahfud dalam Twitternya.

Mahfud mengatakan pemerintah tidak mau mengintervensi karena menganggap soal etnis Uighur adalah urusan pemerintah China. Ia menambahkan fakta bahwa Indonesia memang memiliki hubungan diplomatik dengan China.

"Maka diplomasi dilakukan lunak saja," ujar Mahfud.

Dia mengaku telah melakukan diplomasi lunak ke pemerintah China dengan cara meminta penjelasan kepada Duta Besar China untuk Indonesia untuk Indonesia, Xiao Qian, secara tertutup di kantornya pada 5 Desember lalu.

"Saya undang Dubes China ke Kantor Menko Polhukam dan menyatakan bahwa situasi Uighur mengusik sebagian orang Islam di Indonesia," ujar Mahfud.

 

Sumber: Merdeka.com

Reporter: Ahda Bayhaqi

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya