Liputan6.com, Jakarta Ada banyak kejadian tak terduga di dunia medis sepanjang 2019. Beberapa diantaranya merupakan kejadian langka.
Berikut beberapa kejadian teraneh di dunia medis seperti dilansir dari laman Live Science, Jumat (26/12/2019).
Advertisement
6. Dada terbakar
Pria berusia 60 tahun melakukan pembedahan untuk memperbaiki sobekan di arteri dadanya. Menurut laporan yang dipresentasikan pada Juni di sebuah pertemuan Masyarakat Eropa Anaesthesiologi, pria itu memiliki riwayat penyakit paru kronis.
Selain itu, dia juga menggunakan alat elektrokauter, dengan memanaskan jaringan dengan listrik untuk menghentikan pendarahan di pembuluh darah. Tiba-tiba, percikan api dari elektrokauter ini memicu kain kasa bedah terbakar.
Penggunaan oksigen tambahan kemungkinan berkontribusi pada kebakaran bedah ini. Terlepas dari kejadian itu, sisa operasi berjalan dengan baik..
7. Rambut tumbuh telapak kaki
Sehelai rambut yang rontok tampaknya tidak cukup berbahaya. Seorang pria berusia 35 tahun di Brasil, pergi ke ruang gawat darurat dengan rasa sakit misterius di tumit kanannya yang semakin memburuk ketika dia berjalan.
Ketika dokter pertama kali melihat kakinya, mereka tidak dapat melihat sesuatu yang salah. Namun, ketika melihat lebih dekat pada tumitnya, dokter mengungkapkan bahwa terdapat sehelai rambut yang melekat pada kakinya.
Pria itu didiagnosis dengan pili migrans kulit, suatu kondisi langka di mana batang rambut atau fragmen rambut tertanam di permukaan kulit. Hanya sekitar 26 kasus pili migrans kulit telah dilaporkan dalam 60 tahun terakhir.
Dokter menggunakan pinset untuk menghilangkan rambut yang berukuran 10 milimeter itu. Setelah itu, pria itu segera merasa lega dari rasa sakit, menurut laporan yang diterbitkan 20 Juni pada The Journal of Emergency Medicine.
8. Buta karena Junk Food
Menurut jurnal Annals of Internal Medicine, seorang remaja Inggris yang tidak mau makan apa-apa selain kentang goreng, keripik, dan makanan cepat saji lainnya selama bertahun-tahun. Siapa sangka, perlahan-lahan dia menjadi buta akibat pola makan yang buruk.
Pada usia 14, dia ditemukan memiliki kadar vitamin B12 yang rendah. Usia 15, dia mengalami gangguan pendengaran dan penglihatan, dan ketika usia 17, dia mengalami kebutaan di kedua matanya.
Ketika dokter bertanya makanan apa yang dia makan, pasien mengakui bahwa satu-satunya makanan yang dia makan adalah kentang goreng, keripik kentang, roti putih, irisan ham dan sosis olahan.
Dia didiagnosis dengan neuropati optik gizi, atau kerusakan saraf optik akibat defisiensi nutrisi. Diketahui bahwa vitamin B sangat penting untuk banyak reaksi seluler, dan kekurangan vitamin ini dapat merusak sel-sel saraf.
Advertisement
9. Iris Terlepas
Anda mungkin tidak menganggap iris - bagian mata yang berwarna - sebagai sesuatu yang bisa hilang. Namun, hal ini bisa terjadi dengan cedera mata tertentu. Seperti halnya seorang pria di Taiwan yang mengalami cedera pada mata sehingga menyebabkan irisnya terlepas dari tempat yang seharusnya.
Pria itu pergi ke klinik mata setelah mata kirinya dipukul dengan tali bungee dan mengungkapkan rasa sakit serta penglihatan ganda di matanya.
Dia didiagnosis dengan iridodialisis traumatis, jenis cedera mata yang terjadi ketika trauma menyebabkan iris terlepas dari struktur melingkar di belakangnya, yang dikenal sebagai ciliary body. Pria itu menjalani operasi yang dikenal sebagai iridoplasty untuk mencoba memposisikan ulang irisnya.
10. Darah Susu
Pria berusia 39 tahun yang menderita diabetes tetapi tidak minum obat secara teratur. Ia pergi ke ruang gawat darurat dengan kondisi mual, muntah, sakit kepala, dan penurunan kewaspadaan.
Tes mengungkapkan bahwa dia memiliki kadar trigliserida yang sangat tinggi. Kadar trigliserida pria itu tercatat lebih dari 14.000 mg / dL.
Dokter mencoba menggunakan mesin untuk menyaring lemak dari darah pria itu - sebuah proses yang dikenal sebagai plasmapheresis. Tetapi, mesin menjadi tersumbat karena kadar lemak darah yang sangat tinggi sampai-sampai berwarna merah dan putih seperti susu. Oleh karena itu, mereka beralih dengan mengambil darah secara manual.
Penulis : Lorenza Ferary