11 Orang Jadi Korban Tewas Topan Phanfone di Filipina

Badai Topan Phanfone di Filipina yang terjadi pada hari Natal, menewaskan setidaknya 11 orang.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 26 Des 2019, 15:31 WIB
Warga mengarungi jalan raya yang banjir terjangan topan Phanfone di Ormoc City, Provinsi Leyte, Filipina, Rabu (25/12/2019). Topan membuat jutaan warga di negara yang mayoritas beragama Katolik itu merayakan Natal dengan kesedihan. (RONALD FRANK DEJON/AFP)

Liputan6.com, Manila - Sebanyak 11 orang dinyatakan meninggal dunia dan enam lainnya masih mengilang usai badai Topan Phanfone yang melanda Filipina pada Hari Raya Natal. Bencana tersebut mengakibatkan tujuh tanah longsor yang bermuara ke Laut China Selatan.

Dikutip dari Al Jazeera, Kamis (26/12/2019), salah satu kantor berita lokal The Philippine Daily Inquirer melaporkan bahwa dua orang meninggal di Provinsi Leyte, sedangkan delapan lainnya di Provinsi Iloilo dan Capiz. 

Sementara itu, satu lagi meninggal di Provinsi Biliran. 

Kantor Pertahanan Sipil juga mengatakan bahwa pihaknya sedang memverifikasi laporan tentang para korban jiwa. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Korban Hilang

Warga berdiri dekat sebuah rumah yang rusak akibat terjangan topan Phanfone yang menerjang Ormoc City, Provinsi Leyte, Filipina, Rabu (25/12/2019). Topan membuat jutaan warga di negara yang mayoritas beragama Katolik itu merayakan Natal dengan kesedihan. (RONALD FRANK DEJON/AFP)

Enam orang lainnya juga dilaporkan hilang di Iloilo, meskipun saluran televisi ABS-CBN melaporkan bahwa jumlah orang yang hilang bisa mencapai 12 orang.

Ribuan orang dipaksa untuk mengungsi di beberapa provinsi sebelum topan terjadi.

Gambar yang diposting di media sosial menunjukkan beberapa daerah di provinsi Capiz dan Iloilo tergenang di bawah air.

Pada Kamis pagi, badan cuaca Filipina, PAGASA, mengatakan bahwa Phanfone dilaporkan 155km (96 mil) barat provinsi Palawan, dengan angin maksimum hingga 130 km / jam (80 mph) dan kecepatan hingga 160 km / jam (99 mph).

Topan tersebut membawa liburan yang menyengsarakan bagi jutaan orang di negara yang mayoritas beragama Katolik itu.

Ribuan orang juga terdampar di pelabuhan-pelabuhan yang ditutup, sementara puluhan penerbangan juga dibatalkan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya