Pemerintah Akan Kembali Impor Daging Sapi dan Kerbau di 2020

Pemerintah tengah membahas mengenai kuota impor daging sapi di 2020

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Des 2019, 16:30 WIB
Pedagang memotong daging sapi dan kerbau yang dijual di Pasar Ciledug, Tangerang, Rabu (13/6). Dua hari menjelang Lebaran, pedagang daging musiman menjamur dengan menggelar dagangan di pinggir-pingir jalan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akan membuka keran impor daging sapi dan daging kerbau di tahun depan. Terdiri dari impor daging untuk kebutuhan industri dan konsumsi.

Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi mengungkapkan secara keseluruhan total kebutuhan daging sapi dan kerbau di tahun depan sama dengan tahun ini. Yaitu sekitar 600 ribu ton. Selain dari dalam negeri, kebutuhan tersebut juga akan diisi oleh daging impor.

"Tadi sudah di putuskan, sementara untuk tahun 2020 ada rencna impor daging sapi dan kerbau 60 ribu ton," kata dia saat ditemui usai rapat di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (26/12/2019).

60 ribu ton daging tersebut merupakan daging frozen atau beku untuk kebutuhan konsumsi.

Sementara untuk kebutuhan industri, kuota impor daging sapi dibuka sebanyak 129.000 ton. Sedangkan untuk sapi bakalan kuota impornya sebanyak 550.000 ekor.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Penentuan Kuota

Pedagang musiman memotong daging sapi dan kerbau di Pasar Ciledug, Tangerang, Rabu (13/6). Pada H-2 Idul Fitri, harga daging sapi mengalami kenaikan hingga mencapai Rp 140 ribu per kilogram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Namun dia menjelaskan saat ini impor daging sapi tersebut baru sebatas penentuan kuoat, belum ada yang ditunjuk sebagai importir.

"Baru (penentuan) kuota aja. Ini udah diputuskan. Tapi yang impor siapa belum diputuskan. Tapi tentu bertahap," ujarnya.

Dia juga menjelaskan angka kuota impor bisa berubah sewaktu-waktu.

Selain itu, eksportir daging juga belum ditentukan. Saat ini, kandidat eksportir baru Brazil dan Australia.

"Kita masih cari dari Brazil, Australia. Kita libat dan kita pelajari kemungkinannya. Yang jelas untuk menekan harga turun," tutupnya.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya