Cek 3 Komponen Ini Setelah Pulang Touring Libur Nataru

Namun, berkendara jarak jauh mengunakan motor, tidak hanya cukup melakukan persiapan saat berangkat saja

oleh Arief Aszhari diperbarui 27 Des 2019, 09:08 WIB
Corsa Ajak Journalis Max Community (JMC) Touring Santai ke Bogor (foto: Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Libur Natal dan Tahun Baru memang paling menyenanangkan menghabiskan waktu menggunakan motor. Melakukan perjalanan jauh alias touring, baik dengan teman ataupun sendiri bisa menjadi obat mujarab penghilang stress.

Namun, berkendara jarak jauh menggunakan motor, tidak hanya cukup melakukan persiapan saat berangkat saja. Ketika sudah berada di rumah, alias sudah pulang, lebih baik periksa kembali komponen tunggangan Anda.

Nah, bagian yang cukup sering tersiksa dengan kondisi ini terletak pada kaki-kaki. Terlebih lagi jika Anda membawa beban berlebih yang berpotensi mengurangi umur pemakaian beberapa komponen.

Berikut Liputan6.com lansir dari berbagai sumber, gejala-gejala yang menjadi indikator kerusakan pada kaki-kaki motor Anda:

1. Ban Bocor

Komponen yang wajib diperiksa usai melakukan perjalanan panjang adalah ban. Bisa saja ketika melintasi jalan "keriting" Anda tidak mengetahui jika ban telah tertancap benda-benda tajam seperti kerikil, pecahan kaca, pelat, atau bahkan paku kecil.

Mungkin efek bocor tidak langsung dirasakan oleh pengguna ban tubeless. Namun demikian, benda-benda asing seperti ini berpotensi merobek ban jika terus-menerus didiamkan meskipun tidak sampai membuat ban bocor.

Untuk itu, sempatkan waktu memeriksa ban sepulang touring. Bila mendapati ada benda asing yang menancap, cabutlah benda-benda asing itu di tukang ban untuk mengantisipasi kebocoran yang mungkin timbul usai dicabut.


2. Bearing Roda

Komponen lainnya yang rentan terjadi kerusakan usai melibas jalan "keriting" adalah laher atau bearing roda. Komponen yang menjadi bantalan antara pelek dan as roda ini rentan oblak bila sering melintasi jalan rusak dengan kecepatan yang cukup tinggi.

Gejala bearing yang sudah mulai oblak adalah sepeda motor terasa goyang saat digeber pada kecepatan di atas 70 km/jam.

Bila dibiarkan terus-menerus, tak menutup kemungkinan bearing yang sudah oblak akan pecah dan membuat as dan pelek terikat akibat bearing yang pecah dan macet.

3. Pelek Peyang

Andai kata bearing tidak sampai pecah, dampak yang bisa saja dialami oleh pengendara motor yang sering melibas jalan "keriting" adalah pelek rodanya peyang.

Gejala ini lebih sering dialami oleh sepeda motor yang masih menggunakan pelek jari-jari. Pengendara motor dengan tunggangan yang telah menggunakan casting wheel bukan berarti tanpa masalah.

Penyakit pelek peyang juga bisa dialami jika sepeda motor menghajar lubang dengan kecepatan tinggi hingga membuat salah satu bagian pelek bengkok bahkan pecah.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya