Liputan6.com, Jakarta - Lahirnya Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2019 tentang Perdagangan melalui Sistem Elektronik membuat para pelaku usaha yang menjual produk lewat e-commerce harus mengantongi izin. Aturan ini dianggap merugikan para pelaku UMKM karena prosesnya yang tidak sederhana.
Melihat ini, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki berharap izin usaha untuk UMKM semakin mudah. Pasalnya, e-commerce jadi jalan pintas pelaku UMKM bertemu target pembeli. Langkah ini pun sudah dikoordinasikan kepada Presiden Joko Widodo dalam rapat kabinet.
"Intinya sudah dibahas didalam rapat kabinet, saya pikir tidak akan jadi masalah," kata Teten di Gedung SMESCO Jakarta Selatan, Kamis (26/12).
Namun, yang terpenting saat ini kata dia menyiapkan masa depan UKM yang didesain secara bisnis. Sehingga bukan lagi dari sektor informal.
Baca Juga
Advertisement
Membiasakan mereka menggunakan pembiayaan lewat perbankan misalnya. Lalu mengumpulkan para pelaku usaha UMKM untuk membuat badan usaha dan koperasi.
Teten mengeluhkan pendirian koperasi hari ini sangat sulit. Sebaliknya pendirian perusahaan dalam bentuk PT lebih mudah. Padahal koperasi lebih cocok dan berpihak bagi para pelaku usaha kecil dan mikro.
Dalam hal ini, Teten akan bekerja sama dengan perusahaan e-commerce terkait data pelaku UMKM. Dia menyebut para e-commerce sebenarnya lebih tahu dan memiliki cara tersendiri agar tidak terganggu dengan aturan tersebut.
"Sebenarnya mereka lebih tahu supaya tidak terganggu dengan PP itu kita bisa urus semua," katanya mengakhiri.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dorong UMKM untuk Go Digital Rambah Pasar Internasional
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, mendukung Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk go digital. Menurutnya di era modern ini go digital diperlukan untuk mengembangkan UMKM sehingga mampu memperluas akses pasar global.
"Akses pasarnya harus diperluas, bukan hanya akses pasar di dalam negeri tapi luar negeri. Oleh karena itu, digitalisasi UMKM untuk masuk ke marketplace online menjadi penting sekarang," ujar Teten, saat ditemui dalam kegiatan UMKM Export BRILian Preneur 2019, di Assembly Hall JCC, Jakart, Jumat (20/12/2019).
Menurutnya, UMKM yang naik kelas adalah yang memiliki kualitas yang berkelas juga, tinggal memperbesar produksinya.
Di tahun depan, ia berencana UMKM yang sudah punya produk unggulan akan mendapatkan prioritas pembiayaan unggulan.
"supaya mereka skala ekonominya menjadi besar, dan dari segi jumlahnya kan capai Rp 109 triliun tahun depan," jelasnya.
Nantinya, ia akan mendorong produk-produk unggulan berdasarkan sentra-sentra daerah.Unggul yang dimaksudkan adalah ada pasar baik di dalam negeri maupun luar negeri.
"Jadi kita akan fokus mendorong di UMKM itu. Jadi UMKM itu bukan hanya kripik, akik, batik, begitu. Tapi juga masuk ke komoditi unggulan lainnya," jelasnya.
Advertisement
150 UMKM Binaan BRI Unjuk Gigi di Depan Pembeli dari Mancanegara
Sebelumnya, PT BRI (Persero) Tbk resmi menggelar “UMKM Export BRILian Preneur 2019”. Acara ini diselenggarakan selama tiga hari, yakni pada tanggal 20-22 Desember 2019 di Assembly Hall JCC, Jakarta. Gelaran ini dibuka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Jumat ini.
Direktur utama BRI Sunarso mengatakan, BRI telah menyalurkan pembiayaan untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebesar Rp 701 triliun. Pembiayaan tersebut disalurkan kepada 5,5 juta nasabah. Dari total tersebut, terdapat 1,2 juta nasabah yang naik kelas.
"Kami membina melalui inkubator bisnis agar UMKM naik kelas. Kami juga aktif dalam membangun kemitraan dengan para UMKM tersebut," kata Sunarso.
Kegiatan yang diadakan selama tiga hari ini mencakup coaching clinic. Salah satu tema dalam coaching clinic tersebut adalah bagaimana untuk mendapatkan sertifikasi produk halal.
Selain itu juga diadakan talkshow dan business matching.
"Gelaran akbar ini diikuti oleh tak kurang 150 UMKM binaan BRI dan Rumah Kreatif BUMN (RKB) serta puluhan pembeli potensial dari mancanegara, seperti dari Amerika Selatan, Eropa, Asia, dan Australia," jelasnya.
Sunarso mengungkapkan, tujuan acara ini bukan hanya UMKM naik kelas tapi juga meningkatkan daya saing secara global dan membuka peluang ekspor.
"Kami berharap BRI makin bisa memfasilitasi UMKM berkelanjutan dengan meningkatkan penyempurnaan," kata dia.