Airnav Indonesia Bukukan Laba Rp 479 Miliar di 2019

Sampai dengan akhir November 2019, Airnav Indonesia mampu membukukan pendapatan Rp 3,7 triliun.

oleh Arthur Gideon diperbarui 26 Des 2019, 18:15 WIB
Petugas ATC AirNav Indonesia memantau penerbangan melalui radar (dok: Ilyas)

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau lebih dikenal dengan sebutan Airnav Indonesia mampu membukukan kenaikan laba pada 2019. kenaikan laba terebut ditengah penurunan industri penerbangan nasional.

Direktur Utama Airnav Indonesia Novie Riyanto menjelaskan, sampai dengan akhir November 2019, perseroan mampu membukukan pendapatan Rp 3,7 triliun. Angka tersebut naik jika dibandingkan dengan pendapat di tahun lalu yang tercetak Rp 3,3 triliun.

Dengan pendapatan tersebut Airnav Indonesia mampu membukukan laba sebesar Rp 479 miliar di 2019, naik jika dibandingkan dengan laba yang dicetak pada 2018 yang tercatat Rp 460 miliar.

"Di tengah perkembangan industri penerbangan yang tengah mengalami penurunan, kami mampu mencetak kinerja yang baik," jelas dia pada Kamis (26/12/2019).

Novie melanjutkan, pergerakan penerbangan domestik turun hingga 17,5 persen sepanjang 2019 atau jauh merosot dari target sebesar 5 persen. “Tahun ini memang kita penurunannya hampir 18 persen,” kata dia.

Penurunan juga terjadi pada penerbangan internasional, namun tidak sebanyak penerbangan domestik, yakni 0,1 persen dari target 5 persen.

Lesunya industri penerbangan bukan hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di luar negeri. Untuk domestik, salah satu penyebab penurunan pergerakan pesawat tersebut karena beberapa hal salah satunya kenaikan harga tiket.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Hadapi Nataru, AirNav Indonesia Akan Oprasikan Bandara 24 Jam

Dengan naik pesawat terbang, jalur tempuh puluhan jam bahkan hari jika naik kapal laut atau jalur darat, bisa dipersingkat

Direktur Utama AirNav Indonesia, Novie Riyanto mengaku siap mengoprasikan 24 jam untuk beberapa bandara di Indonesia pada saat periode Natal dan Tahun Baru (Nataru). Komitmen itu diberikan untuk memudahkan masyarakat yang ingin melakukan berpergian menggunakan pesawat pada saat periode tersebut.

"Program untuk layani Nataru, sama persis saat layani Lebaran. Ada beberapa bandara siap dioperasikan 24 jam jika diminta. Kita juga extend operasional di jam-jam operasi bandara," kata dia dalan diskusi digelar di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Kamis (5/12). 

Tak sampai di situ, pihaknya juga akan memperhatikan keselamatan lebih untuk para maskapai dan penumpang utamanya masalah faktor cuaca. Dia pun memperkirakan, puncak arus di bandara terjadi pada 23 Desember 2019.

"Kami semua siap layani sebaik-bainya pesawat untuk Nataru," katanya.

Seperti diketahui pada Lebaran kemarin, AirNav Indonesia melakukan berbagai langkah antisipasi terhadap kemungkinan lonjakan traffic penerbangan sepanjang masa arus mudik dan arus balik Lebaran 2018.

"Langkah persiapan dan koordinasi ini sudah dilakukan jauh hari sebelum musim mudik Lebaran tiba untuk memaksimalkan pelayanan AirNav Indonesia dalam melayani kepadatan pengaturan lalu lintas penerbangan," jelas Direktur Utama Airnav Indonesia Novie Riyanto di Jakarta.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya