Liputan6.com, Jakarta Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga membeberkan opsi langkah memulihkan kondisi keuangan perusahaan asuransi, Jiwasraya, yang saat ini sedang bermasalah.
Opsi tersebut, antara lain dengan melepas saham undervalue yang dimiliki perusahaan. Ini adalah opsi pemulihan alternatif setelah pembentukan holding BUMN asuransi yang akan rampung kuartal I-II tahun 2020.
Baca Juga
Advertisement
"Kita akan melakukan penjualan aset finansial, saham undervalue, itu diharapkan bisa Rp 5 triliun ke atas," ujar Arya di Kementerian BUMN, Kamis (26/12/2019).
Arya menyatakan, nilainya mungkin saja bisa lebih dari itu. Harapannya saham undervalue Jiwasraya akan bernilai Rp 5,6 triliun bahkan Rp 6 triliun.
Nantinya, kata dia, yang akan menjadi fokus restrukturisasi ialah pembayaran klaim nasabah.
"Nasabah kan (nanti) dibayar, belum sama bunganya dulu, yang penting penyelamatan dulu. Saya nggak mau ngomong total utang pokoknya," ujar Arya.
Di sisi lain, Arya juga sempat menyinggung bahwa Jiwasraya melakukan make up laporan keuangan demi menjadi sponsor klub bola asal Inggris, Manchester City.
"Kita lihat posisi (laporan keuangan) 2014, posisi Jiwasraya jelek, dia masih membackup dirinya sebagai sponsor klub Manchester City. Dikira bisa bayar pakai uang nasabah," tuturnya.
Tonton Video Ini
Kementerian BUMN: Sudah Jelek Jiwasraya Masih Nekat Sponsori Manchester City
Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga mengungkapkan keheranan saat mengetahui jika perusahaan asuransi Jiwasraya nekat mengubah laporan keuangan demi menjadi sponsor salah satu klub sepakbola, Manchester City.
Padahal, menurut Arya, kinerja Jiwasraya sudah "jelek" dan harusnya tidak melakukan hal demikian. "Kalau kita lihat posisi (laporan keuangan) 2014 posisi Jiwasraya jelek. Dia masih bisa backup dirinya jadi sponsor klub Manchester City," ujar Arya di Kementerian BUMN, Kamis (26/12/2019).
Baca Juga
Dia juga mempertanyakan langkah perusahaan yang seharusnya pembayaran klaim nasabah menggunakan hasil investasi, bukan dari premi-premi nasabah yang baru. "Itu namanya gali lubang tutup lubang," imbuhnya.
Arya melanjutkan, agar operasional Jiwasraya bisa terselamatkan, maka jalan keluarnya adalah membentuk holding BUMN asuransi yang sedang diproses dan ditargetkan selesai pada kuartal 1 atau 2 tahun depan.
Kemudian, alternatif lainnya adalah menjual aset keuangan perusahaan terutama saham dengan nilai undervalue.
"Kita akan jual aset saham undervalue, itu nilainya bisa Rp 5 triliun ke atas. Kita harapkan Rp 5,6 triliun atau hampir Rp 6 triliun," ujarnya.
Advertisement