Liputan6.com, Jakarta Tidur dibutuhkan bagi tubuh. Namun, terlalu berlebihan juga tidak baik. Salah satu risiko yang bisa muncul dari ini adalah stroke.
Studi yang dilakukan di Huazhong University of Science and Technology di Wuhan menemukan bahwa orang yang tidur lebih dari sembilan jam setiap malam, atau mereka yang tidur siang terlalu lama, lebih berisiko terkena stroke.
Advertisement
Dilansir dari AsiaOne pada Sabtu (28/12/2019), para peneliti melakukan studi terhadap 31.750 orang dewasa di Tiongkok dengan usia rata-rata 62 tahun. Mereka juga tidak memiliki riwayat stroke atau masalah kesehatan lain.
Kepada para peserta, para peneliti menanyakan tentang kebiasaan tidur malam dan siang mereka. 80 persen mengatakan bahwa mereka tidur siang lebih dari 90 menit, sementara 25 persen mengungkapkan memiliki kebiasaan tidur malam sembilan jam atau lebih.
Dalam enam tahun, para peneliti menemukan bahwa mereka yang tidur siang secara teratur lebih dari 90 menit, 25 persen lebih berisiko terkena stroke. Hal tersebut juga didapat usai memperhitungkan faktor lain seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan merokok.
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Risiko Tidur Berlebihan
Sementara, mereka yang tidur siang maksimal 30 menit, lebih kecil risiko terkena stroke. Uniknya, studi yang dimuat di jurnal Neurology ini mengungkap, peserta yang tidur 31 menit hingga satu jam, lebih terhindar dari penyakit tersebut.
Di sisi lain, mereka yang tidur malam lebih dari sembilan jam, 23 persen lebih berisiko mengalami stroke daripada peserta yang tidur tujuh hingga kurang dari delapan jam.
Peneliti juga menemukan, peserta yang tidur malam dan siang berlebihan, 85 persen lebih berisiko terkena stroke. Namun, kurang tidur juga membuat tingkat risiko naik hingga 29 persen.
"Hasil ini menyoroti pentingnya tidur siang dan durasi tidur moderat serta menjaga kualitas tidur yang baik, terutama pada orang dewasa paruh bay dan yang lebih tua," kata penulis studi, Xiaomin Zhang.
Dia menambahkan, diperlukan studi lebih untuk memahami lebih dalam kaitan keduanya. Menurut Zhang, hal ini juga terkait faktor risiko stroke lainnya.
"Dalam studi sebelumnya, telah ditunjukkan bahwa nappers dan sleeper yang lama, memiliki perubahan yang tidak menguntungkan terkait kadar kolesterol mereka dan peningkatan lingkar pinggang," kata Zhang.
Advertisement